Baginda Nasution menyebutkan dari 219 orang yang diswab, ada 17 positif dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Pemerintah Kota Subulussalam dalam kurun sebulan terakhir telah melakukan swab terhadap 219 orang di daerah ini.
Hal itu disampaikan Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam, Baginda Nasution, SH MM dalam siaran persnya kepada Serambinews.com Jumat (4/9/2020).
Baginda Nasution menyebutkan dari 219 orang yang diswab, ada 17 positif dan tiga di antaranya meninggal dunia. Lalu ada pula kasus positif terhadap salah seorang warga Subulussalam yang berdomisili di Banda Aceh.
Sebanyak 203 orang dinyatakan negative dan kini alat swab yang tersisa di Kota Subulussalam hanya 186 pcs.
“Dari 219 orang yang diswab dalam sebulan terakhir 203 negatif, 17 positif dan tiga meninggal dunia,” kata Baginda.
Berhubung banyaknya orang yang diswab, Kota Subulussalam sekarang mulai kekurangan alat PCR terkait.
Lantaran itu, Pemko Subulussalam berharap agar Dinas Kesehatan Aceh segera menambah alat swab ke Kota Subulussalam.
• Mursil: Pemegang HGU di Aceh Tamiang Seperti Raja Kecil
• VIDEO Modus Periksa Kacang, Pemiliknya Sengaja Pamerkan Gelang Emas Jumbo di Tangannya
• VIDEO Rayakan Ulang Tahun Teman Balon Helium Meledak Akibat Lilin, Tiga Orang Terbakar
Baginda juga mengatakan jika jumlah warga maupun tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif virus Corona di Kota Subulussalam terus bertambah.
Terkini, ada sebanyak 18 orang di Kota Subulussalam terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah tersebut merupakan akumulasi hasil swab di Subulusalam dengan yang di Banda Aceh.
Kasus terakhir degan penambahan tiga kasus positif Covid-19, Kamis (3/9/2020) lalu berdasarkan hasil Swab Laboratorium penyakit infeksi Unsyiah Banda Aceh.
Dari 18 kasus positif covid-19, sebanyak tiga orang dilaporkan meninggal dunia 8 orang sembuh dan tiga dalam masa karantina.
Penambahan kasus ini diyakini akan terus terjadi lantaran beberapa pasien yang meninggal dunia difardhu kifayahkan tanpa protokol kesehatan.
Seperti yang terjadi pada pasien berinisial R yang meninggal Rabu pekan lalu serta pasien berinsial S meninggal Selasa (2/9/2020).
Keduanya meninggal dunia sebelum hasil Swab dari Laboratorium Unsyiah keluar.
“Dengan bertambahnya kasus covid-19 dI kota subulussalam trend grafiknya terus meningkat,” kata Baginda
Lantaran itu, selaku gugus tugas Covid-19, Baginda mengimbau semua komponen masyarakat untuk bersama-sama dan bergotong royong saling mengingatkan.
Warga diminta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Dia menyatakan dalam keadaan darurat diharapkan semua pihak untuk bisa menjaga suasana yang sejuk dan damai tidak perlu menghujat.
Baginda mengingatkan semua komponen tidak membuat hal-hal bersifat memaki dan menyalahkan siapapun. Karena pemerintah saat ini sedang berbuat dalam menangani covid-19.
Baginda meminta semua pihak dapat secara bersama-sama untuk mencegah penularan covid-19 melalui mendisiplinkan diri.
Seperti menjaga kesehatan diri, menjaga imunitas dan tetap mendekatkan diri kepada Allah Swt.
“kita jangan panik, jangan takut berlebihan atau sebaliknya takabbur atau sombong namun kita harus berupaya dan berikhtiar sebagai upaya kita insan yang lemah,” ujarnya.
Untuk kedua kalinya pasien positif Covid-19 di Kota Subulussalam dimakamkan tanpa melalui protokol kesehatan (Prokes).
Hal itu disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam Baginda Nasution, kepada Serambinews.com, Jumat (4/9/2020).
Pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia dan proses fardhu kifayahnya tanpa protokol kesehatan berinsial S, warga Kecamatan Simpang Kiri.
“Tidak melalui protokol kesehatan karena almarhum sudah keluar Rumah Sakit atau pulang ke rumah atas permintaan sendiri, sebelum meninggal dunia,” kata Baginda.
Dijelaskan, S telah meninggal dunia sebelum hasil swabnya dari laboratorium Unsyiah Banda Aceh keluar.
S sendiri masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Subulussalam Minggu 30 Agustus lalu sekitar pukul 02.00 WIB.
Dia dirawat di RSUD Subulsusalam dengan keluhan sesak nafas serta demam selama dua hari.
Pasien dibawa karena sudah sulit diajak komunikasi (cenderung mengantuk).
Sementara berdasarkan informasi dari RSUD Subulussalam S memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM type II.
Pasien S pun dirawat di ruang kelas II hingga September 2020. Selanjutnya sempat dipindahkan ke ruang ICU pukul 10.30 wib dan diagnosa pasien hipglikemia +pneumonia +HHD +DM TYPE II.
Proses pengambilan swab pasien S diaksanaan pada Senin 31 Agustus lalu. Namun pasein pulang atas permintaan sendiri (PAPS) Selasa 1 September sekitar pukul 18.00 WIB.
Selasa (2/9/2020) pasien dikabarkan meninggal dunia. Sementara hasil swabnya baru keluar Kamis (3/9/2020) kemarin.
Informasi itu dibenarkan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam, dr Dewi Sartika Pinem yang dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (3/9/2020).
Warga ini meninggal dunia sebelum hasil swab dari Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah Banda Aceh keluar.
Almarhum dilaporkan diswab sebelum meninggal dunia. Sampelnya dikirim ke Lab Unsyiah namun belum sempat keluar sang pasien meninggal dunia.
Pascameninggalnya pasien S, pihak Dinas Kesehatan yang dibantu Forkopimcam, kepala Puskesmas Simpang Kiri dan pihak lainnya melakukan tracking di rumah duka.
Tracking ke rumah almarhum S langsung dilaksankan Kamis (3/9/2020) sekitar pukul 16.30 WIB.
Gugus Tugas mengatakan rencananya tim tracking Dinkes Subulussalam akan mengambil swab terhadap keluarga yang kontak erat dengan almarhum.
Sejauh ini tercatat sebanyak 11 orang kontak erat antara lain istri, anak-anak, dan yang memandikan almarhum.
Angka kematian pasien positif Covid-19 di Kota Subulussalam kembali bertambah. (*)