"Kehidupan yang saya inginkan bersama keluarga itu bisa mensejahterakan anak-istri," ucapnya.
Ia kini memilih menyebarkan kebaikan dan menolak ajaran radikalisme.
"Pemahaman yang perlu kita idealkan adalah pemahaman yang ramah, bukan marah,"
"Pemahaman yang merangkul bukan memukul. Pemahaman dengan hati, bukan sakit hati," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kisah Tobat Eks Pengikut ISIS dari Surabaya : Mulai Ragu Saat Ditanya, Apakah Ini Islam?, https://solo.tribunnews.com/2020/09/08/kisah-tobat-eks-pengikut-isis-dari-surabaya-mulai-ragu-saat-ditanya-apakah-ini-islam?page=all.
Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Aji Bramastra