SERAMBINEWS.COM - Pendakwah kondang Indonesia, Syekh Ali Jaber memberikan penjelasannya terkait insiden penusukan yang menimpanya saat berdakwah di Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020).
Penjelasan Syekh Ali Jaber ini disampaikan melalui video berdurasi 1 menit 24 detik yang diunggah di kanal Youtube Syekh Ali Jaber, beberapa saat setelah kejadian.
Dari rekaman video itu, Syekh Ali Jaber masih berada dalam perawatan di fasilitas kesehatan.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa penusukan terhadap pendakwah kondang kelahiran Madinah, Arab Saudi ini, terjadi di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Saat berita ini diturunkan di laman Tribun Lampung, pukul 18.43 WIB, Syeh Ali Jaber dalam dirawat di Puskesmas Gedong Air, Bandar Lampung.
• BREAKING NEWS - Syekh Ali Jaber Ditusuk Saat Safari Dakwah di Lampung
• Syeikh Ali Jaber Doakan Kemakmuran Aceh
Dalam video tersebut, Syeh Ali Jaber memulai penjelasannya dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah karena ditakdirkan selamat dari keadaan yang lebih buruk.
Ia menyebut, peristiwa ini adalah pengalaman baru dan yang pertama dialami olehnya selama 12 tahun berdakwah di Indonesia.
Meski tidak secara langsung menyebut ada upaya pembunuhan terhadap dirinya, tapi Syekh Ali Jaber menyebut bahwa Allah menyelamatkan dirinya dari pembunuhan.
Ia juga menceritakan pisau yang diayunkan oleh orang tak dikenal itu menyasar lehernya.
“Saya bisa selamat karena Allah takdirkan saya angkat tangan di dua sisi, ke depan leher dan dada,” ungkap Syekh Ali Jaber.
“Penusukan cukup keras, cukup kuat. Sampai separuh pisau masuk ke dalam, cukup dalam,” lanjutnya.
“Tapi alhamdulillah, di tangan saya, bukan di leher. Sampai patah pisaunya. Saya sendiri yang lepaskan pisaunya yang sudah patah di dalam. Saya keluarkan,” imbuh Syekh Ali Jaber.
Berikut video penjelasan Syekh Ali Jaber tentang peristiwa penusukan yang menimpa dirinya saat berdakwah di Bandar Lampung.
Alhamdulillah, Innalilallahi wa innailaihi rajiun
Subhanallah, pengalaman baru bagi saya yang biasa selama ini 12 tahun di Indonesia, mengajak masyarakat, menjaga kebersatuan, menjaga kebersamaan, damai, sejahtera.
Ternyata nasib saya berada di Bandar Lampung, mengisi acara, Allah subhanahuwata’ala takdirkan ada orang datang.
Dan Allah selamatkan dari pembunuhan.
Saya bisa selamat karena Allah takdirkan saya angkat tangan di dua sisi, ke depan leher dan dada.
Penusukan cukup keras, cukup kuat.
Sampai separuh pisau masuk ke dalam, cukup dalam.
Tapi Alhamdulillah, di tangan saya, bukan di leher.
Sampai patah pisaunya. Saya sendiri yang lepaskan pisaunya yang sudah patah di dalam. Saya keluarkan.
Alhamdulillah, alhamdulillah. Innalilallahi wa innailaihi rajiun.
Ini pelajaran baru bagi saya.
Mudah-mudahan Indonesia, tetap bisa menjaga nikmat aman, sejahtera, dan kita bersatu, untuk memperjuangkan Alquran di negeri kita tercinta.
• Manfaat Membaca Surat Al Kahfi dan 4 Amalan Sunah di Hari Jumat, Ini Penjelasan Syekh Ali Jaber
Sebelumnya, Kapolsek Tanjungkarang Barat, AKP David Jeckson Sianipar yang dikonfirmasi mengatakan pihaknya juga sudah mengamankan pelaku penusukan terhadap Syekh Ali Jaber.
Sementara Syekh Ali Jaber sudah dirawat di Puskesmas Gedong Air.
"Saat ini (Syeh) sedang dirawat di Puskesmas Gedong Air," ucap AKP David Jeckson Sianipar.
Untuk diketahui, Syekh Ali Jaber memiliki nama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber.
Ia merupakan ulama kelahiran Madinah, Arab Saudi, 3 Februari 1976.
Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan formal dan informal, tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Madinah Almunawwarah.
Syekh Ali Jaber telah memperoleh gelar hafiz (menghafal 30 juz Alquran) pada usia sebelas tahun.
Sejak itu pula, Syekh Ali Jaber menjadi guru tahfiz Quran di Masjid Nabawi.
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber memilih jalan Allah untuk berdakwah hingga ke Indonesia.
Di negeri ini, Syekh Ali Jaber menikah dengan seorang gadis asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Syekh Ali Jaber kemudian mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
Ia juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi da'i dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.(*)