SERAMBINEWS.COM – Hari ini, tepat 20 tahun yang lalu terjadi tragedi pembunuhan tokoh sekaligus Rektor IAIN Ar-Raniry, (Sekarang UIN), Banda Aceh, Prof Dr H Safwan Idris MA.
Semua orang mengenal, namanya begitu populer bagi rakyat Aceh.
Seorang akademisi, administrator ulung, ulama dan pembaharu pendidikan Aceh.
Deretan julukan pun begitu banyak melekat dengan sosoknya.
Levelnya di kancah nasional dan Internasional.
Tapi ia juga seorang alumni dayah.
Sangat ahli dalam kitab kuning.
Berjiwa murah. Berkepribadian ramah. Seorang yang tawadu' bergelar profesor.
• Mantan Istri Tak Mau Rujuk, Pria Ini Bakar Kamar Hotel Usai Bertengkar
Setiap ucapannya menjadi petuah bagi umat.
Banyak ide dari pemikiran briliannya yang sampai kini masih abadi.
Ia tokoh Aceh, yang hingga kini namanya masih harum meskipun sudah genap 20 tahun sudah meninggalkan dunia ini dalam tragedi penembakan di rumahnya.
Sayangnya, hingga 20 tahun peristiwa itu berlalu, tak pernah terungkap siapa dua pria yang tega menghabisi sang ulama pewaris Nabi ini.
Detik-detik Penembakan Prof Safwan Idris di Kediamannya
Pagi itu, Sabtu 16 September 2000, sekira pukul 06.00 WIB, Rektor Uin Ar-Raniry, Prof Dr Safwan Idris sedang memulai aktifitas pagi di rumahnya di Jalan Alkindi, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.
Setelah melakukan kewajiban ibadah di subuh hari, Prof Safwan yang terbiasa dengan berbagai aktifitas akademiknya sejak pagi buta.
Ia memulai berbagai kegiatan dengan mengoperasikan komputernya di ruang kerja rumahnya.
Sekira pukul 06:45 WIB, dua pria yang mengenderai sepeda motor mendatangi rumah Sang Profesor.
• Dulu Tukang Bersih Toilet, Pria Ini Kini Sukses Bikin Mantan Menyesal, Penghasilannya Rp 882 Miliar
Saat itu, pintu rumahnya masih terkunci.
Kedatangan dua tamu tak dikenal itu diketahui dan disambut oleh pembantu Prof Safwan.
Sang pembantu bergegas mendekat dan menanyakan maksud kedatangan dua pria itu.
Kepada pembantu, kedua pria tadi mengaku mahasiswa dan ingin bertemu Prof Safwan untuk menyampaikan suatu hal penting.
Sang pembantu tak lantas membuka pintu, Ia terlebih dulu melaporkan maksud pria tak dikenal itu kepada Ny Hj Alawiyah, istri Prof Safwan.
Lantaran alasan ingin bertemu dan diyakini sebagai mahasiswa didik suaminya, Ny Alawiyah pun mempersilakan kedua pria tadi masuk ke ruang tamu.
• Harun Keuchik Leumik Meninggal Dunia, Sempat Membangun Masjid dengan Biaya Pribadi
Keduanya dipersilakan untuk menunggu Safwan yang pagi itu sedang berkutat di ruangan kerjanya.
Tanpa curiga sedikitpun, setelah memberi tahu suaminya ada tamu yang sedang menunggu, Ny Alawiyah pun pergi ke dapur.
Sedangkan Safwan menemui kedua tamu yang sudah menunggunya.
Tak lama setelah ditinggal sang istri ke dapur, tiba-tiba saja terdengar suara letusan yang menggelegar.
Suara itu mengagetkan seisi rumah dan tetangga sekitar.
Ny Alawiyah bergegas mencari tahu suara yang diyakini berasal dari dalam rumahnya tersebut.
Tak disangka, Alawiyah melihat orang yang paling dicintainya itu tergeletak di lantai dengan posisi telungkup dan tak sadarkan diri.
• Hentikan Sekarang Juga! Obat Nyamuk Bakar Ternyata Bisa Picu Penyakit Mematikan
Darah mengalir dari wajahnya dan berceceran di lantai. Sedangkan kedua tamu tadi langsung lari dan tancap gas dari rumah tersebut.
Prof Safwan ditembak secara sadis oleh pelaku yang hingga kini masih menyisakan misteri.
Peristiwa itu tercatat oleh keluarga terjadi pada pukul 06.45 WIB pagi itu.
Peluru berhasil menembus bagian rahang kiri bawah hingga belakang.
Safwan ditembak oleh pelaku dari jarak dekat.
Nyawa Prof Safwan tak bisa diselamatkan.
Dalam catatan Litbang Serambi Indonesia, Prof Safwan sempat dirawat setengah jam di RSU Zainoel Abidin sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Tragedi Bersejarah bagi Rakyat Aceh
Pagi itu, menjadi pagi beradarah di Jalan Alkindi, Kopelma Darussalam.
• Ahok Tiba-tiba Bongkar Aib Pertamina dan Usulkan BUMN Dibubarkan, Ini Alasannya
Sang Profesor yang dikenal sebagai ulama dan tokoh intelektual Aceh tersebut pergi untuk selamanya.
Tragedi tersebut menjadi sejarah kelam bagi Aceh.
Bisa disebut, penembakan Prof Safwan Idris awal mula dari kejadian penembakan atau penculikan para tokoh Aceh saat konflik berkecamuk.
Siapa pelakunya?
Hingga kini, pelaku maupun motif pembunuhan Prof Safwan Idris masih menyisakan misteri.
Polisi belum berhasil mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut.
Biasanya, tiap 16 September setiap tahunnya, mahasiswa tak pernah alpa menggelar aksi.
Mereka meminta pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Pihak KontraS Aceh juga pernah melakukan napak tilas tragedi meninggalnya Prof Safwan Idris yang ditembak sadis oleh pelaku.
Namun hingga saat ini, sejuta misteri masih membalut atas tragedi meninggalnya Prof Safwan setelah ditembak oleh pelaku yang tak dikenal.
Prof Safwan Idris adalah rektor ketujuh yang memimpin IAIN Ar-Raniry (kini sudah berubah status menjadi UIN Ar Raniry).
Sebelum dipilih menjadi rektor, almarhum sempat menduduki jabatan penting di kampus tersebut, termasuk dekan fakultas tarbiyah kala itu.
Selain sebagai seorang rektor, Prof Safwan juga dikenal sebagai sosok atau tokoh Aceh yang cukup berpengaruh kala itu.
Namanya masyhur se-antero nusantara, seorang tokoh intelektual yang juga dikenal alim dengan berbagai ilmu agama yang dia pelajari.
Meski menyelesaikan studi hingga ke Amerika Serikat, Prof Safwan adalah salah seorang guru besar yang juga pernah mengenyam pendidikan dayah tradisonal.
Keilmuannya sungguh tak diragukan. (*) (Serambinews.com/Firdha Ustin)