Masih banyak ruangan yang tidak dapat digunakan karena kerusakan, seperti bocor atau rembesan air. Kami juga mendapati pegawai administrasi tidak berada di tempat, kedisiplinan dokter rendah, dan antrean di poli bisa mencapai dua jam. Rijaluddin, Ketua Komisi V DPRA
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah ruangan dan poliklinik di Rumah Sakit Umum Daerah dokter Zainoel Abidin (RSUDZA), Rabu (13/8/2025). Dalam kunjungan itu, para legislator menemukan pelayanan yang dinilai kurang memuaskan, mulai soal ruangan, kehadiran dokter, hingga antrean pasien di poliklinik.
Sidak tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi V DPRA, Rijaluddin SH MH, Wakil Ketua Komisi V, Edy Asaruddin, SE, Iskandar Ali SPd MSi, Syarifah Nurul Carissa dan Edi Kamal AMKep SKM.
Ketua Komisi V DPRA, Rijaluddin, mengatakan, beberapa bulan sebelumnya pihaknya juga melakukan sidak serupa di rumah sakit rujukan provinsi tersebut.
Ia mengatakan bahwa sidak kali ini bertujuan memantau pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan beberapa bulan lalu. Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar rekomendasi tersebut belum dilaksanakan secara maksimal oleh pihak rumah sakit.
“Masih banyak ruangan yang tidak dapat digunakan karena kerusakan, seperti bocor atau rembesan air. Kami juga mendapati pegawai administrasi tidak berada di tempat, kedisiplinan dokter rendah, dan antrean di poli bisa mencapai dua jam,” ungkap Rijaluddin. Dikatakan, hasil rekomendasi yang diberikan pada sidak sebelumnya juga belum ditindaklanjuti oleh pihak rumah sakit. “Itu yang kita lihat apakah rekomendasi kita yang lalu itu belum sepenuhnya ditanggapi,” ujarnya.
Dalam sidak tersebut, selain masalah ruangan, pihaknya juga melihat manajemen rumah sakit belum mampu untuk mendisiplinkan pelayanan kesehatan oleh dokter dengan maksimal.
Pihaknya menilai bahwa pegawai-pegawai di rumah sakit tidak disiplin dalam melaksanakan instruksi. Kemudian juga sistem berobat di poliklinik tidak menerapkan manajemen yang bagus. “Tentang antrean yang sudah lama menunggu, masyarakat yang ingin berobat itu ada yang mengantre lebih dari satu jam, bahkan ada yang sampai mendekati dua jam dari wawancara kami tadi,” ujarnya.
Sulit dapat ruangan
Dalam sidak tersebut juga pihaknya menyayangkan banyaknya ruang kosong yang tidak terpakai. Apakah akibat rusak atau bocor, pihaknya mengaku belum mendapat jawaban dari manajemen rumah sakit. “Yang kami lihat itu ruangan itu tidak terpakai. Sedangkan keluhan masyarakat yang selama ini banyak sekali mereka tidak mendapatkan ruangan,” kata Rijal. “Sedangkan kalau keluhannya seperti itu ya kita pertama kan maksimalkanlah ruangan-ruangan itu kita perbaiki dengan baru,” sambungnya.
Belum lagi soal panjang antrean pasien di poliklinik yang ingin mendapat perawatan. Pihaknya melihat, fasilitas masyarakat yang mengantre belum memenuhi standar. “Jadi dalam satu poliklinik, terdapat pasien sampai 200 orang, akan tetapi dari segi dokter tidak mencukupi,” katanya.
Akan panggil pihak manajemen
Menindaklanjuti hasil sidak tersebut, Ketua Komisi V DPRA, Rijaluddin, mengatakan, pihaknya akan memanggil direktur dan manajemen RSUDZA terkait pelayanan tersebut. “Mungkin kami akan panggil dulu manajemen, kami akan mempertanyakan dulu hasil sidak hari ini,” ucapnya. Pihaknya akan kembali melakukan Sidak ke depan untuk memastikan pelayanan dilakukan dengan baik. Hingga tadi malam Serambi belum berhasil mengonfirmasi ke pihak RSUDZA terkait berbagai sorotan oleh Komisi V DPRA itu.(iw)