SERAMBINEWS.COM - Sudah enam bulan wabah pandemi virus corona juga sampai ke tanah air kita.
Untuk memutus rantai penyebaran virus corona kita diharapkan untuk selalu mengikuti protokol kesehatan apabila keluar rumah.
Memakai masker, menjaga jarak satu sama lain, dan mencuci tangan sesering mungkin adalah protokol kesehatan yang harus diikuti.
Hingga kini masker menjadi salah satu perlengkapan yang harus selalu digunakan setiap keluar rumah, juga hand sanitizer sebagai pengganti air dan sabun.
Menurut sfcdcp.org, penggunaan masker berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.
Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19 yang penularannya sulit diprediksi.
Namun seiiring dengan banyaknya permintaan, kini banyak sekali varian masker yang dibuat mulai dari masker medis hingga masker kain.
Tapi dari banyaknya varian masker tersebut rupanya kefektifannya dalam memblokir droplets atau tetesan berisi virus saat kita batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernapas ternyata berbeda-beda.
Menanggapi hal itu, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan para ilmuwan dari Duke University pun membongkar kefektifan dari varian masker yang ada di pasaran dalam mencegah droplet.
Dalam uji coba yang dilakukan, ahli menggunakan perangkat laser sederhana untuk membandingkan 14 jenis masker yang ada di pasaran.
"Pertanyaan pentingnya, seberapa baik jenis masker tertentu mencegah penyebaran virus dalam droplets," kata pemimpin peneliti sekaligus spesialis pencitraan molekuler Martin Fischer.
Pertanyaan ini sangat relevan dengan pandemi Covid-19, mengingat banyak orang membeli masker secara online atau membuatnya sendiri di rumah.
Pengujian masker yang dilakukan sejauh ini adalah menguji keefektifan masker bedah dan masker N95, bukan masker kain atau kain penutup wajah yang bisa longgar.
"Masker bedah biasanya dipakai tenaga medis. Itu telah banyak diuji dalam pengaturan klinis," kata Fischer.
"Namun sejauh yang kita tahu, keefektifan berbagai jenis masker lain, terutama masker kain belum diuji," imbuhnya seperti dilansir Science Alert, Senin (10/8/2020).