“Saat itu saya dalam perjalanan ke Teluk Bahang dan melihat ular piton menyeberang jalan.
"Saya ambil dan putuskan untuk memeliharanya. Saat itu ukurannya hanya dua sampai tiga jari,” ujarnya seraya menambahkan bahwa Cik Kiah adalah ular pertama yang pelihara.
Menurutnya, hobi demikian didukung penuh oleh anggota keluarga dan keluarganya termasuk pecinta binatang.
"Ular piton batik memang jinak. ia juga tidak mudah diserang penyakit, mereka hanya butuh tempat tinggal yang nyaman dan ruang besar, tergantung ukuran ularnya," tambahnya.
Baca juga: VIDEO - Viral Pemotor Nekat Nyeberang Jembatan Kereta Api, Akhirnya Bergantungan di Tiang Listrik
Tuturnya jika seseorang ingin memelihara ular, mesti mendapatkan izin dari Dinas Satwa Liar dan Taman Nasional (Perhilitan).
"Sebelumnya beberapa pecinta hewan ingin saya melakukan pertunjukan ular, tapi tidak bisa karena mereka tidak memiliki izin untuk melihatnya," katanya.
Baca juga: Turki Abaikan Peringatan Uni Eropa dan Yunani, Akankah Bisa Picu Perang di Mediterania Timur
Sebut Redzuan, bahwa anak tertuanya juga memiliki minat yang sama seperti dirinya, yakni menyukai ular.
Pada kesempatan tersebut, dirinya menerangkan, bahwa untuk biaya perawatan reptil ini, dirinya membutuhkan uang senilai RM700 atau sekitar Rp 2,463,890 dalam satu bulan.
"Semakin besar ularnya, semakin tinggi pula biaya untuk makannya, untuk Cik Kiah untuk makannya membutuhkan sekitar 20 sampai 25 ekor ayam satu bulan. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: Polisi Tangkap Lagi Anggota Klub Moge Pengeroyok Personel TNI, Ini Jumlah Tersangka
Baca juga: BERITA POPULER - Azwar Dibunuh Secara Brutal, Ajakan Isolasi Serentak Hingga Penikaman Ustadz Zaid
Baca juga: BERITA POPULER - Uang Habis dengan Wajah Berjerawat sampai Anak Jatuh dari Lantai 15 Apartemen
Baca juga: VIDEO BERITA POPULER - Oknum Dokter Digerebek Warga hingga Rekaman Makhluk Aneh di Rumah Bang Joni