Single Brand

Pertamina Tarik Elpiji 12 Kg Tabung Biru, Diganti dengan Bright Gas

Penulis: Mawaddatul Husna
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sales Area Manager PT Pertamina Aceh, Ferry Pasalini

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – PT Pertamina (Persero) sedang menerapkan kebijakan single brand untuk elpiji 12 kilogram (Kg). Nantinya dengan kebijakan itu akan ada satu merek yang diedarkan oleh Pertamina.

Seperti yang diketahui, Pertamina saat ini memiliki dua produk untuk kategori elpiji 12 kg, yaitu tabung biru dan bright gas.

“Ke depan kita mau single brand saja, yang tabung biru itu mau kita tarik tapi secara natural bukan kita paksa. Jadi kalau habis yang tabung biru, orang beli yang Bright Gas harganya pun sama,” kata Ferry Pasalini, yang sebelumnya menjabat sebagai Sales Area Manager Pertamina Aceh saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, di Banda Aceh, Selasa (3/11/2020).

Dalam kunjungan itu, Ferry sekaligus pamit dari Aceh karena sudah dipindahtugaskan ke Bali. Sementara posisi yang ditinggalkannya itu digantikan oleh Sonny Prabowo yang juga turut hadir dalam kunjungan tersebut.

Kunjungan ini diterima langsung oleh Pemimpin Perusahaan Serambi Indonesia, Mohd Din, News Manager Harian Serambi Indonesia, Bukhari M Ali, Manager Iklan, Hari Teguh Patria, Manager Promosi dan EO, M Jafar, dan Manajer Percetakan, Firdaus.

Ferry menyebutkan harga elpiji tabung biru dan Bright Gas baik itu di agen maupun di pangkalan sama.

Untuk isi ulang Bright Gas ukuran 5,5 Kg seharga Rp 75.000/tabung, ukuran 12 Kg Rp 150.000/tabung.

“Kenapa kita tarik? Supaya single brand saja. Kita punya tabung biru dan juga Bright Gas yang warna pink, sebenarnya sama saja. Dan kita fokus strategi  marketingnya ke pink, jadi perlahan-lahan kita tarik,” sebutnya.

Ia menambahkan para agen distributor harus menerapkan harga yang sama antara Bright Gas dengan tabung biru, kemudian agen juga harus mempermudah ketika ada pelanggan yang isi ulang tabung biru maka bisa langsung dikasih yang Bright Gas, tentunya dengan harga yang sama pula.

“Bright gas lebih safety karena sudah dilengkapi dengan valve double spindle sehingga lebih aman mencegah kebocoran,” kata Ferry.

Sementara untuk permintaannya sendiri, kata Ferry, selama ini di Aceh apabila dilihat dari jumlah tabung yang beredar masih banyak yang tabung biru.

Sekitar 34 persen yang beredar Bright Gas, dan sisanya tabung biru.

Baca juga: Pertamina Pastikan Ketersediaan Elpiji di Aceh

Baca juga: Harga Elpiji 3 Kg Mahal dan Langka, Masyarakat Pedalaman Aceh Timur Tercekik

Baca juga: Kebutuhan Elpiji Meningkat Saat Peringatan Maulid Nabi, Warga Kuta Padang Antrean Mendapatkan Gas

Stiker BBM Dicabut

Pada kesempatan itu, Ferry juga menyampaikan terkait pemasangan stiker BBM yang diberlakukan di Aceh beberapa waktu lalu yang kini sudah dicabut.

Menurutnya, sebelum ada pemasangan stiker tersebut, minyak premium disejumlah SPBU cepat habis.

“Kenapa? Karena konsumen yang beli itu mobil pribadi dia enggak kurang uang, uangnya banyak. Jadi begitu diisi full. Akhirnya ketika antri panjang cepat habis, bisa jadi 3-4 jam,” sebutnya.

Pihaknya juga sudah melakukan survey ke lapangan, sebelum ada stiker itu rata-rata premium habis dibawah 10 jam, ada yang 5, 6, bahkan 4 jam sudah habis, tergantung isi stoknya.

“Begitu dikasih stiker, kan enggak antri lagi yang mungkin dulu enggak sempat dapat karena sudah duluan habis, seperti mobil angkutan umum, labi-labi, mobil sayur, becak. Nah, bedanya kalau mobil pribadi isinya full, sedangkan angkutan umum isinya misal 100 ribu rupiah. Begitu kita survey, rata-rata diatas 10 jam semua, stok premium bertahan bahkan ada yang bisa sampai besok,” sebutnya.

Ia menambahkan apabila angkutan umum, becak, mobil sayur tidak mendapatkan premium, dan mereka terpaksa harus mengisi dengan minyak non subsidi.

Maka itu juga akan berdampak luas seperti naiknya harga angkutan, serta harga bahan pokok lainnya. Sementara orang pribadi hanya berdampak pada dirinya sendiri.

“Saya berharap walaupun sekarang sudah mulai mengantri lagi, namun tidak separah dulu sebelum ada stiker. Saya berharap ini tidak semakin panjang, dan orang-orang sadar biar premium itu untuk orang-orang yang butuh saja,” demikian Ferry Pasalini.(*)

Baca juga: Gadis dan Pacarnya Duduk Manis di Kafe saat Gelap, Ini yang Mereka Lakukan Hingga Kepergok Warga

Baca juga: Begini Detik-detik Pelepasliaran Harimau Sumatera Asal Tapanuli Selatan di Hutan Kappi Gayo Lues

Baca juga: Untuk Kepentingan Ekonomi, Aceh Tamiang dan Langkat Kompak Geser Pintu Tol Binsa

Baca juga: VIDEO Buntut Ucapan Emmanuel Macron, Ormas Islam Aceh Desak Pemerintah Aceh Boikot Produk Prancis

Berita Terkini