Berita Aceh Tenggara

BPBD Aceh Tenggara Bangun Jembatan Darurat di Pedalaman Leuser

Penulis: Asnawi Luwi
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kalaksa BPBD Aceh Tenggara, Mohd Asbi ST MM.

Laporan Asnawi Luwi |Aceh Tenggara

SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara, membangun  jembatan darurat di lokasi jalan putus di Desa Gajah Mati, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.

"Hari ini enam batang kelapa dibawa ke pedalaman Leuser untuk dijadikan jembatan alternatif agar kenderaan bisa melintas,"ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara, Mohd Asbi ST MM kepada Serambinews.com, Minggu (6/12/2020).

Kata dia, di lokasi itu mereka siapkan alat berat jenis excavator untuk  bekerja menyiapkan pondasi darurat di lokasi jalan putus. Karena, jalan yang putus tersebut dibawahnya ada gorong-gorong. Jadi, kita buatkan pondasi dari bebatuan kemudian diatasnya kita buatkan pohon kelapa enam batang agar warga bisa melintas menggunakan mobil maupun sepeda motor.

Menurut dia,  rencananya, hari ini dituntaskan pembangunan jembatan darurat dan pihaknya telah perintahkan staf untuk bekerja lembur agar jembatan itu secepatnya selesai. Kemungkinan, paling lambat Senin (7/12/2020) jembatan tersebut sudah bisa berfungsi sehingga delapan desa yang sempat terisolir bisa bebas beraktivitas karena jembatan darurat itu telah disediakan.

Lanjutjya, sebelumnya, mereka sempat sehari tidak bekerja menangani bencana longsor bebatuan dan jalan putus di Leuser karena kehabisan stok BBM. Hal ini, akibat akses jalan dari Sumatera Utara juga longsor sehingga mobil BBM tidak masuk.

Menurut dia,  jalan putus milik Provinsi Aceh di pedalaman Leuser telah mereka koordinasikan dengan PUPR Aceh.  Namun, mereka belum memberi kabar kepada mereka sehingga mereka kerjakan secara darurat agar rakyat tidak susah melintas.

Ditambahnya, pihak BPBD Aceh Tenggara juga telah mengerjakan bebatuan yang longsoran di badan Jalan Desa Bintang Alga Musara. Dan, jalan yang berserakan material bebatuan tersebut telah tuntas dan kenderaan sudah bisa melintas untuk di daerah itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Aceh Tenggara, menyebabkan sepanjang enam meter jalan Provinsi Aceh yang melintasi Desa Simpang Gajah Mati, Kecamatan Leuser, Putus diterjang air. Akibatnya, delapan desa terisolir.

Camat Leuser, Mustapa Kamal, kepada Serambi, Sabtu (5/12/2020) mengatakan, jalan provinsi di pedalaman Simpang Gajah Mati putus sepanjang enam meter dua hari yang lalu. Akibatnya, delapan desa terisolir masing-masing Kute Lawe Tawar, Gunung  Pakpak, Tuah Kekhine, Permata Musara, Lawe  Serakut, Bukit Bintang Indah, Bunbun Alas dn Bunbun Indah.

Dampak jalan putus ini, hasil pertanian milik petani sulit diangkut dari ladang untuk di pasarkan dan juga pasokan sembako ke daerah itu sulit akibat akses jalan putus. Dan, untuk memasok kebutuhan mereka terpaksa sistem langsir.

Menurut Camat Leuser, jalan putus tersebut saat Ini telah dibuat jembatan darurat agar bisa dilintasi pejalan kaki. Namun, harus hati-hati karena dikhawatirkan bisa terjatuh ke Sungai tersebut.

Camat Leuser, Mustapa Kamal, mengatakan, batu besar longsor dan bergulingan ke badan jalan provinsi dilintasan Bintang Alga Musara, Kecamatan Leuser, Aceh Tenggara. Akibatnya, kenderaan sulit melintas dan rawan terjadinya kecelakaan berlalulintas.

Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRA dari Partai Amanat Nasional (PAN) Muchlis Zulkifli ST, meminta kepada Dinas PUPR Aceh untuk segera menangani jalan putus dan kerusakan jalan serta batu longsor di ruas jalan Simpang Lawe Desky-Muara Situlen-Bts Kota Subussalam persisnya di kawasan Kecamatan Leuser.

"Jalan ini harus secepatnya diperbaiki karena urat nadi perekonomian petani ,"ujar Muchlis Zulkifli ST kepada Serambi, Sabtu (5/12/2020).

Kata dia, kerusakan jalan di ruas jalan Simpang Lawe Desky-Muara Situlen-Bts Kota Subussalam persisnya dilintasan Simpang Gajah Mati dan sekitarnya harus ditangani secara darurat, atau jangkau pendek secara jangka panjang.

Karena, jalan provinsi yang dilintasi sejumlah desa di pedalaman Kecamatan Leuser, Aceh Tenggara, selama ini kurang diperhatikan. Padahal, 80 persen rakyat Leuser adalah bermata pencarian sebagai petani komoditi jagung, kemiri, cokelat dan sawit di daerah itu.

Dampak kerusakan jalan itu cukup besar, karena selain hasil bumi sulit diangkut juga harga kebutuhan pokok akan melonjak derastis, apalagi saat ini delapan desa di Kecamatan Leuser terisolir akibat jalan putus.(*)

Baca juga: Ketua DPR Aceh: Bendera Bintang Bulan Akan Diupayakan Berkibar pada 15 Agustus 2021

Baca juga: Bupati Aceh Timur Tinjau Sejumlah Jembatan Ambruk Diterjang Banjir, Ini Jumlah KK yang Mengungsi

Baca juga: Istri Telepon Minta untuk Bereskan Rumah karena Bawa Pulang Cucu, Ternyata yang Datang Jenazah

Berita Terkini