Tetapi kini hampir 400 orang atau hampir 50 persen di antaranya tak menerima lagi BLT ini tahap II dan III ini alias berguguran.
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Jumlah nelayan di Aceh Barat yang semestinya menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk nelayan mencapai 800 orang.
Mereka mengantongi kartu kusuka.
Tetapi kini hampir 400 orang atau hampir 50 persen di antaranya tak menerima lagi BLT ini tahap II dan III ini alias berguguran.
Pasalnya, bantuan dari Kementerian Sosial diserahkan melalui dana desa.
Sedangkan dari data di desa, mereka tak tercatat sebagai penerima BLT lantaran dinilai sudah mampu, misalnya sudah memiliki satu boat.
Panglima Laot Aceh Barat, Amiruddin menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Honda BeAT Jadi Motor Listrik, Tetap Layak Dipakai di Jalan
Baca juga: Harga Mobil Ertiga dan Xpander Sudah Ada Kenaikan
Baca juga: Tenggelam dalam Banjir di Belakang Rumah, Balita di Aceh Timur Meninggal Dunia
“Banyak data nelayan kami yang saat ini tidak lagi sebagai penerima bantuan BLT tahap II dan III.
Sedangkan kondisi nelayan kian terjepit di tengah pandemi Covid-19,” kata Amiruddin.
Amiruddin menilai persoalan nelayan sudah memiliki satu boat bukan berarti nelayan itu sudah kaya, melainkan keharusan dan pendapatannya terkadang masih jauh dari harapan.
Lebih lanjut kata Amiruddin, keluhan nelayan yang cukup dirasakan saat ini dengan menurunnya hasil tangkapan ikan, sehingga menyebabkan ekonomi nelayan semakin menurun.
Diharapkan, bahwa selain bisa diberikan bantuan BLT kepada nelayan, juga diberikan bantuan alat tangkap, sehingga nelayan bisa terbantu.
“Kita berharap ada prioritas bantuan terhadap nelayan di Aceh Barat, salah satunya seperti bantuan alat tangkap berupa jaring yang menjadi kebutuhan,” kata Amiruddin.
Ia menambahkan, bahwa selama ini alat tangkap seperti jaring hanya dua bulan dan beberapa kali pakai harus diganti lagi karena robek. (*)