SERAMBINEWS.COM - Kebiasaan menahan-nahan untuk buang air kecil atau kencing mungkin dilakukan oleh sebagian besar orang.
Biasanya, hal itu dilakukan ketika berada di situasi-situasi tertentu, seperti misalnya sedang berada di luar rumah dan sulit menemukan kamar mandi.
Tak terkecuali orang dewasa yang juga pernah menahan buang air kecil hingga dalam waktu yang cukup lama.
Kadang kala sampai kandung kemih terasa seperti penuh dan kian sulit untuk ditahan.
Terus berusaha menahan buang air kecil buakn hanya membuat tidak nyaman, tetapi juga dapat membahayakan kandung kemih dan bagian tubuh lainnya.
Melansir Medical News Today, pada orang dewasa yang sehat, sesekali menahan kencing tidak akan menimbulkan masalah.
Tapi jika terus dibiasakan, mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan.
Namun dalam kondisi dan situasi tertentu seperti sulit mengakses kamar mandi, mau tidak mau seseorang terpaksa harus menahan untuk tidak kencing.
Lalu, seberapa lama batas seseorang boleh menahan kencing ?
Baca juga: Sering Bangun Tidur di Malam Hari Karena Kencing Berulang Kali ? Awas,Bisa Jadi Itu Tanda Hipertensi
Baca juga: Waspada 5 Penyebab Penyakit Kencing Manis, Ini Tipe Diabetes Melitus
Baca juga: Wanita Perlu Waspada, Pakai Toilet Duduk dengan Posisi Ini Berpotensi Kena Infeksi Saluran Kencing
Melansir Medical News Today, lamanya waktu seseorang menahan buang air kecil bergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa banyak mereka harus minum.
Jika seseorang merasa ingin buang air kecil, ia hanya boleh menahan kencingnya selama dibutuhkan untuk mencapai kamar mandi.
Dalam kondisi terjaga, seseorang harus buang air kecil setiap 3 hingga 4 jam.
Biasanya, seseorang akan buang air kecil sekitar 8 kali pada siang hari dan tidak lebih dari sekali per malam setelah tidur.
Sementara pada anak-anak, menurut Urology Care Foundation, mereka tidak boleh buang air kecil kurang dari 3 kali sehari.
Frekuensi kencing tergantung pada seberapa banyak orang tersebut minum dan masalah lainnya seperti kenyamanan.
Kondisi kandung kemih tertentu dapat memengaruhi seberapa sering seseorang buang air kecil.
Baca juga: Tidak Kencing Selama 18 Jam Karena Tertidur, Kandung Kemih Pria Ini Robek
Baca juga: Tak Jijik, Pria Ini Minum 7 Liter Air Kencing Sendiri Tiap Hari, Juga Disuntikkan ke Kulit & Telinga
Baca juga: Bahaya yang Mengancam Tubuh Jika Kencing di Kolam Renang
Kapasitas kandung kemih
Kandung kemih seseorang mengembang seiring bertambahnya usia.
Dikutip dari Medical News Today, berikut adalah beberapa contoh volume kandung kemih berdasarkan rentang usia.
- Usia 12 bulan atau lebih muda : 48,9 ml
- Usia 5 - 7 tahun : 75 - 105 ml
- Usia 8 - 10 : 120 - 150 ml
- Usia 11 - 15 tahun : 165 - 225 ml
- Dewasa : 300 - 400 ml
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa kapasitas kandung kemih berubah seiring bertambahnya usia orang dewasa.
Hal ini biasanya tidak terjadi, kecuali beberapa perubahan saluran kemih yang diakibatkan karena faktor usia seperti:
- sensasi berkurang saat kandung kemih penuh atau kosong
- penurunan kemampuan kandung kemih untuk berkontraksi
- peningkatan jumlah urin yang tersisa di kandung kemih setelah buang air kecil.
Baca juga: Ibu Muda Meninggal Tergantung di Abdya, Anak Tanya Pada Ayah: Kemana Ibu?
Resiko kesehatan kebiasaan menahan kencing
Melansir dari Medical News Today, berikut adalah lima kemungkinan efek samping potensial akibat kebiasaan buruk menahan kencing.
1. Rasa nyeri
Orang yang secara teratur mengabaikan keinginan untuk buang air kecil mungkin akan merasakan sakit di kandung kemih atau ginjal.
Ketika seseorang akhirnya mencapai kamar mandi, buang air kecil juga bisa menyakitkan.
Otot-otot juga mungkin tetap mengepal sebagian setelah urin dikeluarkan, yang dapat menyebabkan kram panggul.
Baca juga: 7 Gejala Batu Ginjal, Kencing yang Berbau Menyengat Salah Satu Ciri
Baca juga: Cara Menghilangkan Batu Ginjal Secara Alami, Minum Air hingga Rutin Konsumsi Ini
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Dalam beberapa kasus, menahan kencing terlalu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa menahan buang air kecil dapat menyebabkan ISK.
Namun banyak dokter menyarankan untuk menghindarinya, terutama jika seseorang memiliki riwayat sering ISK.
Risiko terkena ISK juga tinggi pada orang yang tidak minum cukup air.
Kurangnya cairan dalam tubuh dapat membuat kencing lebih jarang.
Sehingga bakteri akan menyebar melalui saluran kemih, yang kemudian menyebabkan infeksi.
Baca juga: Chacha Sherly Cedera Kepala, Eks Personel Trio Macan Kecelakaan Libatkan 7 Kendaraan di Jalan Tol
Jika merasa sering buang air kecil, perhatikan gejala-gejala ISK berikut dan segera periksakan diri ke dokter.
- perasaan terbakar atau menyengat saat buang air kecil
- nyeri di panggul atau perut bagian bawah
- dorongan konstan untuk mengosongkan kandung kemih
- bau urin tajam atau busuk
- warna urin keruh atau tidak berwarna
- urine berwarna gelap secara konsisten
- urin berdarah
Baca juga: VIRAL Pria Berjubah Ditinggal Bus setelah Isi BBM, Kejar dalam Keadaan Hujan
3. Peregangan kandung kemih
Dalam jangka panjang, menahan kencing secara teratur dapat menyebabkan kandung kemih meregang.
Hal ini mungkin membuat kandung kemih sulit atau tidak mungkin berkontraksi dan mengeluarkan air kencing secara normal.
Jika seseorang memiliki kandung kemih yang meregang, tindakan ekstra seperti kateter mungkin diperlukan.
4. Kerusakan otot dasar panggul
Sering menahan kencing dapat merusak otot dasar panggul.
Salah satu otot ini adalah sfingter uretra, yang menjaga agar uretra tetap tertutup, untuk mencegah kebocoran urin.
Merusak otot ini dapat menyebabkan inkontinensia urin, yakni kondisi dimana seseorang mengalami kebocoran urine tanpa disengaja.
Baca juga: Ini Kesaksian Petani di Lokasi Putus Tangan Perawat RSUTP Abdya
Melakukan latihan dasar panggul seperti Kegels dapat membantu memperkuat otot-otot ini dan mencegah kebocoran atau memperbaiki kehilangan otot.
5. Batu ginjal
Menahan kencing dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal pada orang yang memiliki riwayat kondisi tersebut.
Mereka yang memiliki kandungan mineral tinggi dalam urin juga dapat berisiko sama.
Pasalnya, kencing sering kali mengandung mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat.
Beberapa kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan retensi urin.
Hal ini biasanya tidak disengaja dan cenderung tidak diketahui, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serupa.
Baca juga: BERITA POPULER - Perawat Putus Tangan di Abdya, Pria Dipergoki Mesum hingga Pasangan Gay Digerebek
Prostat yang membesar, otot kandung kemih yang melemah, atau kerusakan saraf pada sistem saluran kemih dapat menghalangi aliran urin atau menyebabkan tubuh menahannya.
Orang dengan gangguan ginjal mungkin juga ingin menghindari menahan kencing, untuk mencegah kemungkinan komplikasi. (Serambinews.com/Yeni Hardika)