Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Konflik gajah liar dengan masyarakat di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah sudah berlangsung selama lebih kurang 12 tahun sejak 2011 silam.
Tidak terhitung berapa sudah jumlah kerugian harta benda milik masyarakat. Korban jiwa juga tidak bisa dihindarkan akibat konflik tersebut.
Belum lagi, berapa banyak anggaran pemerintah yang setiap tahunnya digelontorkan untuk menangani konflik satwa dilindungi itu.
Maka dari itu, Kalak BPBD Bener Meriah, Safriadi mengajak semua pihak untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan konflik gajah liar di Kecamatan Pintu Rime Gayo.
“Jangan lagi kita saling menyalahkan, ayok bersama-sama kita akhiri konflik gajah liar di Pintu Rime Gayo, Bener Meriah,” ujar Safriadi kepada Serambinews.com, Kamis (14/1/2020).
Dengan itu, dirinya mengharapkan, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI tidak tutup mata dalam persoalan ini.
Menurutnya, konflik gajah liar tersebut harus secepatnya diselesaikan secara komprehensif dan permanen agar jangan ada lagi korban jiwa, baik manusia maupun hewan dilindungi.
“Di muka bumi semua makhluk ciptaan Tuhan, maka kita jangan saling menyakiti. Sebagai manusia yang berakal tentu kita harus mencari solusi terbaik untuk mengakhiri konflik ini, karena kita semua akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT,” jelasnya.
Lanjut Safriadi, dalam kontek penyelesain konflik satwa liar ini, dirinya mengharapkan semua pihak jangan saling lempar tanggung jawab.
“Jangan sampai anak cucu kita nantinya tidak mengenal lagi satwa dilindungi akibat kepunahan, dari sekarang mari kita bersama-sama mencari skema penyelesain yang permanen,” ajak Safriadi.
Ia menambahkan, sekarang ini gajah liar di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah berjumlah lebih kurang sebanyak 70 ekor.
Dari 70 ekor itu, sebanyak 50 ekor sudah berada di luar wilayah Kecamatan Pintu Rime Gayo tepatnya sebelah Krueng Peusangan.
“Apa bila debit air Krueng Peusangan surut kemungkinan akan masuk kembali ke wilayah kita,” jelasnya.
Sebutnya, saat ini ada lebih kurang sebanyak 20 ekor yang masih dalam wilayah Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.