SERAMBINEWS.COM - Bolehkah mengerjakan shalat tahajud menjelang waktu subuh, namun langit masih gelap? Begini penjelasan dari Buya Yahya.
Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari.
Adapun jumlah rakaat sholat tahajud tidak ada batasannya, tapi paling sedikit dikerjakan sebanyak dua rakaat.
Sementara jumlah maksimalnya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pelaksana.
Shalat diwaktu malam hanya dapat disebut shalat Tahajud, apabila dilakukan sesudah bangun dari tidur malam, sekalipun tidur itu hanya sebentar.
Tidur merupakan syarat utama untuk melaksanakan sholat Tahajud.
Baca juga: Keutamaan Sholat Tahajud sebagai Pengugur Dosa, Ini Niat dan Tata Cara Mengerjakannya
Baca juga: Ini Doa Mustajab Sesudah Sholat Tahajud, Ada Bacaan Zikir, Keinginan Segera Terkabul
Baca juga: Ustad Adi Hidayat Sebut 3 Jenis Surah yang Sering Dibaca Rasulullah SAW Saat Shalat Tahajud
Itu artinya, jika dilakukan tanpa tidur terlebih dahulu, maka itu bukan sholat Tahajud, melainkan sholat-sholat sunnah lain seperti witir atau istikharah.
Adapun waktu pengerjaan shalat sunah Tahajud yakni pada sepertiga malam akhir atau setengah malam akhir.
Ini merupakan waktu utama dan yang paling baik untuk mengerjakan shalat sunnah Tahajud.
Akan tetapi, dalam praktiknya, ada sebagian orang yang baru terbangun dari tidur malamnya pada jam-jam yang sudah melewati waktu terbaik untuk mengerjakan shalat Tahajud ini.
Kebanyakan diantaranya baru terbangun beberapa saat menjelang waktu subuh.
Memang, di waktu ini kondisi langit masih terlihat gelap, namun belum memasuki waktu subuh.
Lalu, masihkah boleh mengerjakan shalat tahajud pada waktu ini?
Mengutip penjelasan dari Buya Yahya dalam tayangan video yang diunggah oleh kanal YouTube Al-Bahjah Tv, disampaikan bahwa shalat Tahajud dikerjakan selagi belum memasuki waktu subuh.
"Ukurannya Anda cari subuhnya," terang Buya Yahya seperti dikutip dalam video berjudul Waktu Untuk Melaksanakan Shalat Tahajjud - Buya Yahya Menjawab, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Jenis Ke-3 Surah Dibaca Rasulullah Saat Shalat Tahajud, Ustad Adi Hidayat: Jarang Dikerjakan Orang
Baca juga: Ini Niat dan Doa setelah Sholat Tahajud, Simak Bacaan Zikir dan Keutamaannya yang Luar Biasa
Selagi belum memasuki waktu subuh, lanjut Buya Yahya, maka shalat Tahajud masih berlaku.
Buya Yahya kemudian menjelaskan bagaimana mengetahui waktu subuh jika dilihat berdasarkan gelap-terang langit.
"Kalau Anda menghadap ke arah timur, ke arah terbitnya matahari, maka menjelang subuh itu kan gelap dulu," jelasnya.
"Kalau di sudah di negeri Hongkong itu terang, kita sudah tertutup dengan sinar-sinar yang memancar dari kota-kota yang ada disana. Tapi kalau seandainya kita di negeri yang jauh dari sinar akan terlihat, nanti di ufuk timur itu ada suatu sinar yang merata," lanjut Buya.
Sinar merata dari ufuk timur, tambah Buya Yahya, yang membentang dari utara hingga selatan itu disebut dengan fajar shadiq.
Jika fajar shadiq sudah terlihat, itu menandakan bahwa waktu subuh sudah tiba.
Hal ini juga berlaku jika berada di luar negeri sekalipun.
Shalat tahajud tetap diukur berdasarkan waktu subuh di masing-masing daerah.
Opsi lainnya untuk mengetahui waktu subuh juga bisa dilihat melalui aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk smartphone.
Pada intinya, shalat Tahajud masih bisa dikerjakan selagi belum memasuki waktu subuh.
Ukurannya bukanlah ukuran Adzan subuh, melainkan waktunya sudah memasuki subuh atau belum.
"Selagi belum subuh, Anda Tahajud, masih sah. Baru setelah itu masuk waktu subuh, biarpun belum adzan kalau jamnya sudah jam subuh, maka itu waktu subuh tiba. Bukan waktu Tahajud lagi," pungkas Buya Yahya.
Waktu Shalat Tahajud
Mengutip dari Tribunnews.com, adapun waktu melaksanakan salat Tahajud menurut Buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya Drs. Moh. Rifa’, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Sepertiga Pertama, yaitu dari pukul 19.00 sampai pukul 22.00.
b. Sepertiga Kedua, yaitu dari pukul 22.00 sampai pukul 01.00.
c. Sepertiga Ketiga, yaitu pukul 01.00 sampai dengan masuknya waktu shubuh.
Baca juga: Awali Pagi, Sholat Dhuha, Pembuka Pintu Rezeki Hingga Diampuni Dosa
Baca juga: Ingat! Shalat Dhuha 2 Rakaat, Lengkap dengan Doa Khusus dan Keutamaannya
Baca juga: Sholat Dhuha, Wasiat Rasulullah SAW, Simak Tata Cara dan Niatnya Dijelaskan Ustaz Abdul Somad
Tata Cara Shalat Tahajud
1. Niat Shalat Tahajud
Dalam video YouTube Taman Surga TV berjudul Apakah Niat Dalam Shalat Harus Dilafadzkan? ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang pelafadzan niat sholat.
Ia menjelaskan jika niat adalah amalan wajib yang harus dilakukan agar suatu perbuatan bisa dimasukkan kedalam kategori ibadah.
"Kata Imam As Syafii, niat (sholat) itu dihadirkan dalam hati bersamaan dengan takbir, Anda mengangkat tangan Anda begini lisan mengucapkan 'Allahuakbar' dalam hati Anda tunjukkan 'Saya berniat sholat duhur'." jelasnya.
Niat dilantunkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa asli penutur dalam hati.
Tak ada tuntunan atau contoh dari Nabi tentang pelafadzan niat dalam sholat.
Namun Nabi melakukan pelafadzan niat saat umroh dan haji.
Pelafadzan niat dalam sholat dilakukan dalam kondisi tertentu.
Semisal agar sesorang yang sedang dalam keadaan waswas dapat fokus beribadah.
Namun kondisi ini hanya dilakukan saat was-was yang luar biasa.
Penggunaan niat dalam bahasa Arab terjadi lantaran nabi dan sahabat menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa asli mereka.
Adapun sebagian ulama memberikan contoh niat sholat tahajud sebagai berikut.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli Sunnatat Tahajjudi Rak'ataini Lillaahi Ta'alaa. Allahu Akbar.
Artinya : "Aku niat shalat sunat tahajjud dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar."
2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat dalam Alquran.
5. Ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Sujud kedua dengan tuma’ninah
10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
11. Membaca surat Al Fatihah
12. Membaca surat dari Alquran.
13. Ruku’ dengan tuma’ninah
14. I’tidal dengan tuma’ninah
15. Sujud dengan tuma’ninah
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
17. Sujud kedua dengan tuma’ninah
18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
19. Salam
20. Doa.
Doa Setelah Shalat Tahajud
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”
Atau bisa juga membaca doa lain yang dinyatakan dalam hadis Bukhari, bahwa Rasulullah SAW jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya.
Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar.
Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum.
Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)