Tanah Bergerak di Aceh Besar

Tanah Bergerak di Lamkleng Aceh Besar Semakin Mengkhawatirkan, Tanah Turun Sampai Dua Meter

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SERAMBINEWS.COM - Tanah bergerak di Desa Lamkleng, Aceh Besar, kini semakin mengkhawatirkan.

Laporan terbaru wartawan Serambinews.com di lokasi memperlihatkan tanah turun mencapai dua meter.

Video kondisi terkini tanah bergerak di Lamkleng Aceh Besar yang disiarkan langsung di Facebook Serambinews.com, mendapat perhatian luas warganet.

Warganet menyarankan warga di sekitar lokasi agar lebih berhati-hati karena musim hujan.

Kondisi alam tanah bergerak di Lamkleng, mengharuskan warga untuk lebih waspada, apalagi saat ini sedang dalam kondisi hujan.

Bahkan, pada beberapa tempat di Tanah Air, dikabarkan terjadi banjir yang merugikan warga.

Kabar terkini mengenai tanah bergerak, tepatnya di Gampong Lamkleng Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, semakin memperlihatkan bahaya.

Tanah mengalami penurunan mencapai dua meter.

Baca juga: Tanah Bergerak Lamkleng, Pohon Bertumbangan dan Warga Semakin Was-Was

Rabu (20/1/2021) dini hari, pohon-pohon, baik kecil maupun besar mulai bertumbangan di badan jalan.

Tepatnya pada pukul 03:00 WIB dini hari, hujan deras, menyebabkan suara pohon ambruk terdengar jelas di desa tanah bergerak.

Keterkejutan demikian disampaikan tokoh masyarakat Gampong Lamkleng, Bakhtiar pada Serambinews.com, Rabu (20/1/2021).

"Kami terkejut pada pukul 03.00 dini hari hujan deras pohon kayu bertumbangan," ujarnya.

Kondisi semakin sulit karena hujan deras, sehingga membuat pergeseran tanah semakin meluas.

Hujan deras membawa kekhawatiran bagi warga Lamkleng, karena tanah yang masih sering bergerak, apalagi dengan pohon-pohon tumbang.

Baca juga: Fenomena Alam Tanah Bergerak Lamkleng, Delapan Kepala Keluarga Sudah Mengungsi

Saat ini, warga diminta untuk tidak berada di kawasan tanah bergerak, menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Apalagi dengan pohon bisa tumbang tiba-tiba.

Menurut Bakhtiar, saat ini warga telah mengungsi, menjauhi lokasi tanah bergerak, menuju lokasi yang lebih aman.

Namun, hal demikian tidak membuat kondisi psikologis warga tentram, karena hujan deras disertai tanah yang semakin menurun, disertai sungai meluap.

Membuat para warga masih dalam bayang-bayang ketakutan, terjadi hal yang tidak diinginkan.

Keuchik Lamkleng, Muhammad Fajri, turut menerangkan pada Serambinews.com, warga khawatir dengan pohon-pohon tumbang.

"Masyarakat mulai khawatir, takut pohon-pohon tumbang menimpa rumah mereka, apalagi, hujan semakin deras dalam beberapa hari terakhir," ujar Muhammad Fajri.

Untuk melihat kondisi terkini, Gampong Lamkleng, bisa disaksikan pada video di bawah ini.

Beberapa komentar warganet pada Facebook mengenai tanah bergerak di Desa Lamkleng, Aceh Besar. 

"Dunia sdah tua jdi harus bnyak bertaubat saudara saudaraku maksiat ad dmn2a," tulis Nanin Setia

"Cikal bakal sungai baru," Idrus Sulaiman

"Kita ingat semua yg terjadi di bumi ini adalah ulah dari manusia itu sendiri, manusia makhluk yg paling sarakah di bumi semua dikuras habis, batu, kayu, tanah semua dijadikan santapan untuk kebutuhan hidup, jadi tak salah apa yg kita rasakan sekarang," Darmawati Darmawati. 

"Waspada slalu musim hujan ini," Zainal Abidin.

Hasil Penelitian Prodi Teknik Geologi USK, Tanah Bergerak di Gampong Lamkleng Akibat Rayapan Tanah

Tim Prodi Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Khairul Ummam, mengatakan, pergerakan tanah yang terjadi sejak sepekan ini di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, untuk tahap awal ini, tim bisa simpulkan pergerakan tanah yang terjadi akibat rayapan tanah.

Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.

Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus.

Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali.

Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan pohon, atau rumah miring ke bawah.

"Kondisi tanah dibawah datar dan diatas berjalan secara perlahan-lahan," ujar Anggota Tim Prodi Teknik Geologi USK Banda Aceh, Khairil Ummam kepada Serambinews.com, Minggu (17/1/2021).

Kata dia, dalam peta geologi, tidak ada patahan sesar Sumatera di kawasan itu.

Namun, pergerakan ini murni karena kerentanan tanah.

Baca juga: Keuchick Lamkleng: Selama 6 Tahun Terakhir, Tiga Kali Terjadi Tanah Bergerak

Kondisi tanah yang rentan tak sanggup menampung beban di atas seperti bangunan, sehingga secara perlahan-lahan lereng tanah turun.

Kemungkinan, pergerakan tanah ini bisa lambat terjadi apabila musim kemarau.

Sementara  itu, salah seorang warga Lamkleng, Bahtiar, mengaku, ada suara bunyi seperti angin pada malam hari dan tanah yang turun itu kini semakin parah, sudah mencapai 2 meter (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Baca juga: BERITA POPULER - Sosok Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber, Pria Bertanduk hingga Gadis Aceh Dibunuh

Baca juga: BERITA POPULER - Sosok Umi Nadia Istri Syekh Ali Jaber, Pria Bertanduk hingga Gadis Aceh Dibunuh

Baca juga: BERITA POPULER – Pria Beristri 5 Ditangkap di Pidie, Tanah Bergerak, Suami Gerebek Istri di Meulaboh

Berita Terkini