SERAMBINEWS.COM - Terapis pijat plus-plus dibunuh di rumah pijat Berkah, Dusun/Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Kamis (4/2/2020).
Pelaku pembunuhan terapis pijat di Mojokerto itu adalah M Irwanto (25) warga Dusun/Desa Wuluh, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.
Sementara korban yang dibantai adalah Santi (35) asal Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Petugas terpaksa mengganjar dua pelor panas ke betis kanan dan kiri tersangka karna berusaha melarikan diri dan melawan petugas.
M Irwanto diringkus di tempat persembuyiannya di wilayah Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (18/02/2021).
Setelah dilumpuhkan polisi, tersangka pun mengakui kelakuan bejatnya.
Berikut ini adalah fakta-faktanya, dilansir Surya.
Baca juga: 73 Orang Kedapatan tak Pakai Masker di Bireuen, Ada yang Diminta Baca Shalawat Nabi
Baca juga: Diterpa Isu Perselingkuhan, Bagaimana Prediksi Karier Nissa Sabyan? Ini Kata Denny Darko
Kronologi
Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, AKP Rahmawati Laila, mengatakan tersangka M Irwanto kabur usai membunuh korbannya bernama Santi (35).
Santi berasal dari Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk yang bekerja sebagai terapis pijat tradisional di rumah pijat Berkah.
M Irwanto membunuh Santi pada Kamis (4/2/2020) sekitar pukul 11.00 WIB.
Selain membunuh korban, tersangka juga melukai Tatik (48) warga Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto yang saat itu berupaya menolong korban.
Motif pembunuhan karena didasari keinginan tersangka berhubungan seksual dengan korban, namun tak bisa membayar.
Tersangka mengaku hasrat seksnya terpendam selama dua bulan tidak tersalurkan karena pisah ranjang dengan istrinya yang tengah mengandung anak pertamanya.
M Irwanto adalah pelanggan rumah pijat tersebut. Tersangka pernah mendatangi korban di lokasi kejadian panti pijat Berkah pada 2019 lalu.
Usai melakukan hubungan layaknya suami istri dengan korban, pelaku tidak mampu membayar jasa layanan pijat plus-plus bertarif Rp 300.000.
Sejak awal ternyata pelaku sengaja tidak membawa uang.
Tersangka gelap mata nekat menghabisi nyawa korban.
Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Deddy Supriadi menambahkan, tersangka membunuh korban dengan menghujamkan benda tajam sejenis parang pada bagian leher sebelah kiri satu kali dan dua kali di punggung korban.
Tersangka diduga sudah menyiapkan parang milik ibunya dari rumah, parang tersebut disimpan di dalam tas ransel hitam miliknya.
"Tersangka usai melakukan hubungan layaknya suami istri dengan korban kemudian membacok dan menusuk korban hingga meninggal di lokasi kejadian," terangnya.
Baca juga: Rakyatnya Hidup Miskin, Kim Jong Un dan Ri Sol Ju Miliki Gaya Hidup Mewah dan Punya 17 Istana
Baca juga: Kasus Terpapar Virus Corona Menurun, Pemkab Pidie Jaya Rampingkan Tim Posko Utama Satgas Covid-19
Kabur telanjang
M Irwanto mengaku, setelah membunuh korban langsung kabur mengendarai motor Honda Beat, dalam kondisi telanjang, hanya mengenakan celana dalam saja.
Ia juga membawa tas ransel hitam yang punggung miliknya.
Ketakutan, M Irwanto terus memacu motornya dengan kecepatan tinggi ke arah selatan menuju wilayah Jetis.
Selama perjalanan, tersangka terus melihat kaca spion khawatir ada orang yang mengejar.
M Irwanto yang sudah mengenal wilayah tersebut akhirnya menuju di belakang pabrik Ajinomoto Mlirip, Kecamatan Jetis.
Ia berhenti di sebuah lahan kosong untuk memakai celana jeans, yang dimasukkannya di dalam tas ransel.
Namun ternyata celana jeans yang dimasukkan di tas ransel itu adalah milik korban Santi.
Tersangka mengaku gopoh usai membunuh korban, sehingga tak memperhatikan celana jeans yang dibawa kabur.
Sementara celana jeans milik tersangka ketinggalan di kamar rumah pijat Berkah yang kini jadi barang bukti penyidik Resmob Polres Mojokerto Kota.
Setelah mengenakan celana jeans milik korban, tersangka tidak langsung melanjutkan perjalanan.
Ia mengamati orang-orang sekitar terlebih dahulu, rasa khawatir ada yang mengejar.
Begitu dirasa aman, tersangka pulang ke rumahnya di Kecamatan Kesamben Jombang.
Setelah itu, tersangka menggadaikan motornya Rp 1 juta untuk melarikan diri ke Jakarta.
Hanya bertahan beberapa hari, tersangka balik ke Jombang untuk minta perlindungan karena sering dihantui korban.
Akhirnya tersangka mendatangi rumah kakaknya dan oleh keluarganya tersangka dititipkan di rumah teman ibunya satu kampung di wilayah Magetan.
Tersangka akhirnya berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada pada Kamis (18/02/2021) kemarin.
Dihantui Suara Korban
Pria asal Jombang itu mengaku selama buron di tempat persembunyiannya, dia sering dihantui korban.
M Irwanto sering mendengar suara wanita yang menangis kesakitan di atas pohon.
Bahkan tersangka sempat melihat wajah korban dalam kondisi menangis.
"Tersangka mengaku sempat melihat sosok korban yang menangis kesakitan di atas pohon," beber Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, AKP Rahmawati Laila.
Menurut AKP Laila berdasarkan kesaksian tersangka, ia kabur ke rumah kakaknya di daerah Kabupaten Jombang untuk minta perlindungan karena sering dihantui korban.
"Tersangka ke rumah kakaknya dan keluarganya menghubungi orang tua yang bersangkutan dan akhirnya dia menumpang di rumah teman ibunya satu kampung di wilayah Magetan," kata AKP Laila.
Upaya polisi
Untuk menguak misteri pembunuhan tersebut, anggota Polres Mojokerto Kota menyebar 2.000 sketsa wajah pelaku pembunuhan di rumah pijat Berkah.
"Selama dua pekan, akhirnya menemukan titik terang mengetahui keberadaan tersangka bersembunyi di Magetan Jawa Timur," jelas Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Deddy Supriadi.
Pihaknya memperoleh informasi keberadaan tersangka IR yang buron selama dua pekan dan akhirnya berhasil menangkapnya di tempat persembuyian wilayah Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada pada Kamis (18/02/2021) kemarin.
Barang bukti yang diamankan yaitu baju lengan pendek warna biru dan celana jeans warna hitam milik tersangka yang ditemukan di dalam lokasi kejadian.
"Tersangka sudah dipemeriksa kejiwaan dan dinyatakan normal tersangka secara sadar melakukan perbuatan itu karena dari awal dia berniat ingin membunuh korban lantaran tidak punya (membayar jasa pijat, Red)," jelasnya.
Polisi terpaksa melumpuhkan tersangka dengan menembak betis kaki lantaran dia berupaya melawan dan kabur saat hendak ditangkap.
(TribunnewsWiki.com/Surya/Pipit Maulidiya)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Tak Mampu Bayar, Seorang Pria Bunuh Terapis Pijat Plus-plus di Mojokerto, Panik dan Kabur Telanjang