Internasional

Junta Militer Myanmar Makin Brutal, Perlawanan Rakyat Dibabat Habis, Tak Peduli Seruan Dunia

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para demonstran bereaksi seusai polisi melepaskan tembakan gas air mata di Mandalay, Myanmar, Rabu (3/3/2021)

SERAMBINEWS.COM, TOKYO - Pemimpin junta militer Myanmar tak peduli dengan seruan PBB dan masyarakat internasional.

Semakin banyak seruan keras, pasukan Myanmar juga semakin brutal dalam membabas habis perlawanan rakyat.

Bahkan, hampir 40 demonstran tewas ditembak oleh pasukan Myanmar dalam beberapa hari terakhir ini.

Junta militer juga memenjarakan jurnalis bahkan siapa pun yang mengungkap kekerasan.

Hal itu telah menghilangkan perlindungan hukum, bahkan terbatas, seperti dilansir AP, Jumat (5/3/2021).

Dunia luar sejauh ini menanggapi dengan kata-kata kasar, sanksi, dan lainnya.

Pergeseran dari demokrasi yang baru lahir ke kudeta lain, secepat brutal, membuka kemungkinan yang suram:

Seburuk apa pun yang terlihat di Myanmar sekarang, jika sejarah panjang kekerasan militer negara itu menjadi panduan, segala sesuatunya bisa berubah. lebih buruk lagi.

Baca juga: Militer dan Polisi Myanmar Ancam dan Takuti Pengunjuk Rasa Melalui TikTok

Para pengunjuk rasa terus memenuhi jalan-jalan meskipun ada kekerasan yang menewaskan 38 orang dalam satu hari pada minggu ini.

Meskipun dalam jumlah yang lebih kecil daripada minggu-minggu setelah kudeta 1 Februari 2021.

Mereka telah menggunakan smartphone untuk mengungkapkan kebrutalan tersebut.

Video terbaru menunjukkan pasukan keamanan menembak seseorang dari jarak dekat.

Termasuk mengejar serta memukuli demonstran dengan kejam.

Militer, bagaimanapun, memiliki keunggulan yang jelas.

Mulai dari senjata canggih, jaringan mata-mata, jaringan telekomunikasi.

Halaman
12

Berita Terkini