SERAMBINEWS.COM, COLORADO - Ahmad Alissa yang berusia 21 tahun, migran dari Suriah ternyata sering dibully atau diejek oleh rekan-rekannya.
Hal itu menjadi pemicu dirinya untuk membantai 10 orang sekaligus di Boulder, Colorado, AS pada Senin (22/3/2021).
Dalam pernyataan tertulis untuk surat perintah penangkapan, Detektif Sarah Cantu menulis Alissa telah melepas semua pakaiannya.
Hanya mengenakan celana pendek ketika dia ditangkap di luar pasar dengan kondisi darah berceceran di paha kanannya.
Alissa berasal dari Arvada, sebuah kota 30 menit di selatan Boulder.
CNN, Selasa (23/3/2021) melaporkan bahwa Alissa lahir di Suriah pada 1999, dan keluarganya berimigrasi ke AS pada 2002.
Baca juga: DPR AS Sorot Peningkatan Sentimen Anti-Asia, Usai Kasus Penembakan Beruntun di Atlanta
Pernyataan tertulis itu mengatakan seorang wanita yang baru-baru ini menikah dengan kakak laki-laki Alissa mengatakan kepada polisi melihatnya di rumah keluarga beberapa hari sebelumnya.
Bermain dengan senjata api yang dia gambarkan sebagai "senapan mesin."
Penyelidik mengetahui Alissa telah membeli pistol Ruger AR-556 pada 16 Maret 2021.
Kakak Alissa, Ali Aliwi Alissa, memberi tahu The Daily Beast bahwa Alissa memiliki riwayat paranoia.
Baca juga: Inilah Ahmad Alissa, Pelaku Penembakan yang Tewaskan 10 Orang di Amerika Serikat
"Pria itu dulu sering di-bully di sekolah menengah, dia seperti anak yang ramah tetapi setelah pergi ke sekolah menengah sering di-bully dan dia mulai menjadi anti-sosial," kata saudara laki-laki Alissa kepada The Daily Beast.
Tidak jelas apakah Alissa telah didiagnosis dengan penyakit mental.
Pihak berwenang belum mengungkapkan motifnya.
Para penyelidik telah lama mengatakan penyakit mental bukanlah indikator kekerasan.
Dimana orang dengan penyakit mental lebih cenderung menjadi korban kekerasan daripada melakukannya.