SERAMBINEWS.COM, BAGHDAD - Pemerintah Irak berencana menerapkan reformasi pajak untuk memaksimalkan pendapatannya dari sumber daya non-minyak,
Asharq Business, Selasa (30/3/3021) melaporkan Menteri Keuangan Ali Allawi mengatakan minyak saat ini mencapai 96 persen dari anggaran negara.
Menteri mengatakan devaluasi dinar baru-baru ini sangat penting bagi struktur ekonomi.
Baca juga: Gulf Keystone Kembali Tambang Migas di Wilayah Kurdi Irak
Dikatakan, efek negatif dari pergerakan tersebut secara bertahap akan berkurang.
Dia menambahkan aliran penuh mata uang dapat terjadi di masa depan.
Tetapi Bank Sentral untuk sementara akan mempertahankan tingkat nilai tukar selama mungkin.
"Hutang luar negeri Irak berjumlah sekitar $ 60 miliar, kata Allawi.
Baca juga: Korea Selatan Bantu Bangun Kembali Irak dari Kehancuran Akibat Perang Menumpas ISIS
Pemerintah saat ini tidak mempertimbangkan untuk memanfaatkan pasar utang global, katanya.
Sebaliknya negara akan melihat ke lembaga keuangan internasional.
Dia mencatat bahwa sekitar $ 150 miliar telah dijarah dari kas negara oleh rezim sebelumnya.(*)
Baca juga: Perompak Bajak Kapal Irak, Awak Kapal Bantu Bajak Laut Bawa ke Lokasi Tak Diketahui