SERAMBINEWS.COM TEHEREAN - Pemerintah Iran melaporkan 258 kematian akibat COVID-19 dalam 24 jam terakhir pada Minggu (11/4/2021).
Kementerian Kesehatan Iran menyebut sebagai jumlah korban harian tertinggi sejak awal Desember 2020.
Itu membuat jumlah total kematian akibat virus korona menjadi 64.490 orang, sebuah negara yang paling parah terkena dampak di Timur Tengah.
Dilansir AFP, Juru bicara kementerian kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan 21.063 kasus baru diidentifikasi dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Masalah Pasokan Listrik Guncang Fasilitas Nuklir Natanz Iran
Menjadikan jumlah total kasus yang teridentifikasi sejak pandemi mulai menjadi 2.070.141 orang.
“Sayangnya, dalam 24 jam terakhir 258 orang meninggal akibat virus tersebut,” kata Lari.
TV pemerintah mengatakan itu adalah jumlah kematian harian tertinggi di negara itu sejak 10 Desember.
Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, memperingatkan lebih banyak kematian dalam minggu mendatang.
Jika Iran gagal mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Serangan Rudal Jet Tempur Israel Menghantam Gudang Senjata, Tiga Milisi Iran Tewas di Suriah
Pada Sabtu (10/4/2021), Teheran memberlakukan penguncian 10 hari di sebagian besar negara untuk mengekang penyebaran gelombang keempat virus Corona.
Lockdown mempengaruhi 23 dari 31 provinsi di negara itu.
Bisnis, sekolah, teater, dan fasilitas olahraga terpaksa ditutup dan pertemuan dilarang selama bulan suci Ramadhan yang dimulai pada Rabu (13/4/2/2021) di Iran.(*)
Baca juga: Arab Saudi dan Bahrain Perkuat Kerjasama, Targetkan Kurangi Campur Tangan Iran dan Turki di Teluk