Kisah Hidup Kaiji Wada, Mualaf Asal Jepang yang Menemukan Tujuannya Hidupnya di Dalam Al Quran

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kaiji Wada (Instagram superkokeji)

Menurut penelitian Tanada saat ini di seluruh Jepang terdapat musala dan masjid kecil sekitar 100.

"Tantangan saya adalah harus cari tempat salat karena sedikit masjid dan juga cari makanan halal," kata Kaiji yang bekerja sebagai CEO Career Diversity, perusahaan konsultan perekrutan tenaga kerja di Tokyo.

Baca juga: Glenca Chysara Bergamis Panjang Berjalan di Kampung, Reaksi Emak-emak Lihat Elsa Jadi Sorotan

'Saya cuma cowok biasa Jepang yang dulu sekuler, tak beragama...dan sekarang punya tujuan hidup'

Kaiji mengatakan ia belajar agama melalui pengajian online para ustaz Jepang, selain juga melalui berbagai pertemuan"komunitas orang Indonesia di Jepang dan komunitas mualaf."

Ia menggambarkan kehidupannya lebih tenang dalam lebih tiga tahun terakhir, jauh berbeda dibandingkan sebelum 2017, masa yang disebutnya seperti orang yang "tak punya tujuan hidup".

"Biasanya di masyarakat Jepang, mereka sering tersesat, atau bingung [dalam menetapkan] apa yang penting dalam kehidupan mereka, apa yang benar dan tidak benar. Jadi mereka hidup untuk bekerja sampai bunuh diri, disebabkan kecapekan," ceritanya lagi.

"Setelah masuk Islam semua tujuan dan jawaban tertulis di Quran. Sekarang tujuan kehidupan saya sudah jelas, alhamdulillah. Saya termotivasi untuk kehidupan saya sendiri," kata Kaiji yang juga bekerja sebagai humas di organisasi Olive, Young Muslim Community, komunitas Muslim untuk anak muda di Jepang.

Angka bunuh diri di Jepang termasuk yang paling tinggi di dunia.

Persoalan keluarga, perundungan hingga kekhawatiran terhadap masa depan diduga menjadi faktor penyebab yang melatari kenaikan angka bunuh diri pada anak-anak muda Jepang.

Di antara pengalaman spiritual yang "tak akan saya lupakan", kata Kaiji, adalah ketika ia umrah bersama para mualaf dari negara-negara lain.

"Saat saya lihat Kabah, saya (berpikir) saya cuma cowok Jepang biasa yang dulu sekuler, tak beragama. Kehidupan saya saat itu sangat jauh dari ajaran Islam.

"Siapa yang bisa bayangkan orang seperti saya berdiri di depan rumah Allah SWT, tak ada yang bisa mengatur kecuali Allah SWT. Satu hal yang tak akan saya lupakan."

Dan apa rencananya untuk Ramadan dan Idulfitri?

"Kalau orang Indonesia pulang kampung untuk Idulfitri. Saya tak pulang kampung. Dalam keluarga saya, tak ada yang Islam selain saya."

"Saya akan kumpul-kumpul dengan saudara-saudara Muslim di masjid," tambahnya.

()
Halaman
123

Berita Terkini