Melihat keunggulan pasukan Jerman dengan senjata yang superior, Kalashnikov berupaya membuat senjata yang lebih baik.
Sementara ia masih di militer, ia memproduksi beberapa desain yang kalah dengan pesaing sebelum akhirnya menciptakan AK-47.
AK-47 berarti Automat Kalashnikova 1947, mengikuti tahun senjata tersebut diproduksi.
Di tahun 1949, AK-47 menjadi senapan serbu bagi tentara Soviet,
Baca juga: Pantas Berani Tantang Pasukan Setan TNI untuk Duel, Ternyata Stok Senjata KKB Dijamin Sosok Ini
kemudian dipakai negara lain di Pakta Warsawa dan senjata itu dengan cepat menyebar ke seluruh dunia,
menjadi simbol revolusi di Vietnam, Afghanistan, Kolombia, dan Mozambik.
Bahkan di bendera Mozambik senapan tersebut dipampang dengan jelas.
Senapan tersebut memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan pertama adalah biaya produksi yang murah sehingga bisa terus-menerus diproduksi.
Keunggulan kedua adalah pendek dan ringan untuk dibawa-bawa, dan mudah dipakai dengan sedikit recoil.
Senjata ini juga terbilang legendaris dengan kemampuannya di bawah kondisi yang sulit seperti di hutan hujan tropis sampai badai pasir Timur Tengah, dalam cuaca dingin dan panas.
Perawatannya juga terbilang minim.
Hal ini karena dari piston gasnya yang besar dan jarak bebas yang lebar di antara bagian-bagian yang bergerak, mencegah macet.
Kalashinkov senang sesumbar mengenai keunggulan senapan itu dibandingkan senapan militer AS M-16.
"Selama Perang Vietnam," ujarnya dalam wawancara tahun 2007, "Tentara AS akan membuang senapan M-16 mereka dan meraih AK-47 dan peluru untuk senapan itu dari tentara Vietnam yang tewas. Dan kudengar tentara AS menggunakannya di Irak cukup sering."