Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Tgk H Ramli Bencut atau yang lebih dikenal dengan Abati Babah Buloh Paloh merupakan sosok ulama kharismatik Aceh.
Semasa hidupnya, almarhum Tgk H Ramli Bencut pernah berhenti belajar karena sekolahnya dibakar pada masa DI/TTI.
Abati Babah Buloh lahir di Desa Reuleut Timu, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, pada bulan Maret 1945.
Beliau kerap disapa dengan Abati Babah Buloh karena memang beliau memimpin Dayah Nurul Islam, di Desa Babah Buloh, Kecamatan Sawang, Aceh Utara.
Ketua Majelis Ulama Naggroe Aceh (Muna) Kota Lhokseumawe, Tgk Syahabuddin (52), kepada Serambinews.com, Rabu (3/6/2021) menjelaskan beliau merupakan sosok yang tegas dalam berdialog tentang agama.
Sehingga beliau dikenal oleh masyarakat Aceh Utara bagian barat dengan fatwa-fatwa hukum islam dan pengajian beliau yang sangat memotivasi masyarakat.
"Beliau banyak tahu tentang fatwa hukum islam, sehingga sering menghadiri pengajian di kalangan masyarakat," kata Syahabuddin.
Berikut sederet perjalanan pendidikan formal pada tahun 1954 Tgk H Ramli Bencut (Abati Babah Buloh).
Beliau mulai belajar di SR (Sekolah Rakyat) di Krueng Geukueh. Namun sayang pada saat pemberontakan DI/TII, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 1954, sekolah ini dibakar oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Peristiwa ini mengakibatkan beliau harus berhenti bersekolah setelah kejadian tersebut.
Lalu masyarakat memprakarsai pendirian SRI (Sekolah Rakyat Islam) sebagai pengganti sekolah yang telah terbakar dan Tgk H Ramli Ben cut (Abati Babah Buloh) pun dapat kembali bersekolah.
Sebelumnya, Abati Babah Buloh dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe, Rabu (3/6/2021).
"Beliau tadi malam masuk ke RS Kesrem, pukul 11.00 Wib tadi telah meninggal dunia," kata Tgk Syahabuddin (52), Ketua Majelis Ulama Nanggroe Aceh (Muna) Kota Lhokseumawe, kepada Serambinews.com, Rabu (3/6/2021).
Sebelumnya beliau dikabarkan mengalami sakit lambung dan sakit paru.