Diketahui wanita ini dirawat karena Covid-19 di Paras HMRI, sebuah unit medis swasta di negara bagian Bihar, India.
Setelah dirawat di rumah sakit pada 15 Mei, dia memakai bantuan ventilator, tetapi meninggal dunia pada 19 Mei.
Menurut anak perempuan korban, ibunya itu dirawat oleh tiga perawat laki-laki pada 16 Mei, hanya sehari setelah dirawat di rumah sakit.
Anak perempuan korban percaya bahwa dokter di rumah sakit itu dengan sengaja melakukan intubasi kepada ibunya untuk membungkamnya setelah mengalami pelecehan seksual.
Intubasi membuat wanita itu tidak bisa bicara.
Putri korban kemudian berbicara dengan organisasi perempuan Partai Jan Adhikar, sebuah partai politik di negara bagian Bihar, tentang kekerasan seksual yang dialami ibunya.
Putrinya mengatakan, “Ibuku pergi ke rumah sakit sendiri dan meskipun dia menunjukkan beberapa gejala, kesehatannya pada dasarnya baik.”
“Di unit perawatan intensif rumah sakit, dia dalam kondisi baik. Dia dianiaya secara seksual oleh tiga staf medis pada 16 Mei.”
“Ibu saya memberitahu saya tentang seluruh kejadian setelah kondisinya memburuk.”
Putrinya menambahkan, rumah sakit telah memintanya untuk menandatangani formulir yang menyatakan kondisi ibunya kritis dan membutuhkan ventilasi mekanik.
Namun putrinya percaya dokter sengaja mengintubasi ibunya untuk tetap diam tentang kejadian tersebut.
Saat ini polisi setempat sedang aktif menyelidiki kejadian tersebut.
Komite Nasional Wanita (NCW) juga turun tangan setelah ketuanya Rekha Sharma menulis kepada pemerintah Bihar dan polisi untuk menyelidiki masalah tersebut.
Sementara itu, hakim ML Khan membenarkan bahwa untuk tubuh korban telah dikirim untuk diotopsi setelah putrinya mengklaim ibunya mengalami pelecehan seksual di rumah sakit.
Pengadilan menerima pengaduan dan putrinya , tetapi nama-nama tersangka tidak tercantum dalam aplikasi.