Luar Negeri

Tempeleng Presiden Prancis Emmanuel Macron, Pria Bernama Damien Tarel Cuma Dituntut 18 Bulan Penjara

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar pria tak dikenal

SERAMBINEWS.COM, PARIS - Jaksa Perancis menuntut hukuman 18 bulan penjara untuk Damien Tarel, laki-laki yang menampar Presiden Emmanuel Macron.

Tarel juga menghadapi tuntutan hukuman lain, termasuk larangan permanen memegang jabatan publik.

Perlu diketahui, tersangka berusia 28 tahun itu muncul di pengadilan pada Kamis waktu setempat.

Sidang pun berlangsung sangat cepat, hanya dua hari setelah terjadinya insiden penamparan tersebut.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (10/6/2021), Tarel dituduh melakukan penyerangan terhadap pejabat publik, dengan pelanggaran hukuman yang membuatnya dituntut maksimal tiga tahun penjara dan denda hingga 45.000 euro.

Jaksa pun telah meminta pengadilan untuk menghukum Tarel dengan hukuman penjara 18 bulan, dibandingkan menjatuhkan denda kepadanya.

Selain itu, Jaksa juga menuntut dijatuhkannya hukuman lain bagi Tarel.

"Saya tidak meminta denda, tetapi saya meminta anda (hakim) untuk mempertimbangkan menjatuhkan larangan permanen baginya untuk memegang jabatan publik," kata seorang jaksa kepada pengadilan.

Diketahui peristiwa penamparan terjadi ketika Macron mendatangi dan menyapa warga saat mengunjungi sebuah kota kecil di kawasan Drome, Perancis selatan, Selasa lalu.

Kunjungan ini bagian dari rangkaian kunjungan Macron ke daerah-daerah setelah pandemic melanda Prancis setahun terakhir. Selain itu, tur ini juga diperkirakan dalam rangka pemilihan presiden yang bakal berlangsung nanti.

Saat mendekati penghalang itulah, Tarel menampar Macron.

Rekaman video amatir dari serangan itu segera menyebar di media sosial.

Tarel, yang mengenakan T-shirt khaki, terlihat menampar Macron lalu meneriakkan “Ganyang Macronia” dan “Montjoie, Saint-Denis”, seruan perang tentara Prancis ketika negara itu berbentuk monarki.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan menggambarkan Tarel sebagai seseorang yang "sedikit tersesat, sedikit culun, sedikit gamer".

Dia mengelola klub penggemar seni bela diri lokal yang berfokus pada praktik seni bela diri Eropa bersejarah, termasuk ilmu pedang tradisional.

Menanggapi penamparan itu, Macron mengatakan dia tidak mengkhawatirkan keselamatannya, dan terus berjabat tangan dengan anggota masyarakat setelah dia dipukul.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Dauphine Libere setelah ditampar, Macron menyebut insiden itu sebagai "peristiwa yang terisolasi" dan salah satu dari "kebodohan".

“Anda tidak dapat memiliki kekerasan, atau kebencian, baik dalam ucapan atau tindakan. Kalau tidak, demokrasi itu sendiri yang terancam,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya Macron telah menjadi sasaran kekecewaan warga Prancis.

Pada tahun 2016, ketika dia menjadi menteri ekonomi, dia dilempari telur oleh anggota serikat buruh kiri-keras atas reformasi perburuhan dan dua tahun kemudian dibiarkan terguncang setelah dia dicemooh oleh pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan pada hari Rabu bahwa presiden Prancis akan terus menyapa orang banyak selama perjalanannya meskipun ada kekhawatiran atas keamanannya.

"Jelas perjalanannya akan berlanjut: presiden akan tetap berhubungan dengan publik Prancis," kata juru bicara pemerintah Gabriel Attal, Rabu.

“Akan sangat tidak dapat dipahami jika orang-orang kehilangan kontak dengan presiden karena individu yang terisolasi yang ingin menantang (dia),” tambah Attal.

Baca juga: Lantik Pengurus PSSI Aceh Selatan dan Persal Tapaktuan, Berikut Komentar Nazir Adam

Baca juga: Sholat Tahajud, Ini Doa dan Tata Caranya, Lakukan di Waktu Mustajab Sepertiga Malam

Baca juga: Istrinya Elisye Kateren Meninggal, Kesedihan Kemenkumham Yasonna Laoly Saat Jalani Ibadah Terakhir

 Tribunnews.com dengan judul Pria yang Menampar Presiden Perancis Emmanuel Macron Dituntut 18 Bulan Penjara, 

Berita Terkini