SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pakar hak asasi manusia (HAM) dan politik independen yang bekerja atas nama PBB mendesak Teheran membebaskan Nasrin Sotoudeh,
Dia merupkan seorang pengacara dan pembela HAM Iran yang dikenal sangat vokal.
Mereka mengecam pemindahannya baru-baru ini ke penjara lain di bawah kondisi yang mengerikan dan dikenal sebagai penjara paling kejam di dunia.
Diansir AFP, Senin (21/6/2021), Sotoudeh telah ditahan sejak Juni 2018.
Dia menghadapi total 38 tahun penjara atas sembilan tuduhan.
Termasuk tuduhan korupsi dan prostitusi, sesuatu yang dibantah keras oleh Sotoudeh.
Baca juga: Amnesty Internasional Tuduh Presiden Terpilih Iran Terlibat Kejahatan Kemanusiaan, Ini Tuduhannya
Pakar PBB, termasuk Dubravka Simonovic, pelapor khusus tentang kekerasan terhadap perempuan; dan Javaid Rehman, pelapor khusus hak asasi manusia di Iranme minta Teheran membebaskan Sotoudeh.
Keduanya menilai sebagai hal yang mendesak untuk membebaskan Sotoudeh.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama:
“Iran harus mengakhiri kriminalisasi Nasrin Sotoudeh atas pekerjaannya yang sah dan damai dalam membela hak asasi manusia.”
Mereka menambahkan meskipun banyak seruan selama bertahun-tahun untuk membebaskan Sotoudeh, pihak berwenang Iran tetap menolak.
Bahkan, sebaliknya memindahkannya ke penjara lain, jauh dari keluarganya dan dalam kondisi yang mengerikan.
Sotoudeh merupakan salah satu pengacara top Iran.
Baca juga: Para Pemimpin NATO Serukan Iran Hentikan Penyebaran Rudal Balistik, Terutama ke Milisi Houthi
Sebelumnya, dia mewakili pemenang Hadiah Nobel Perdamaian.
Mantan pejabat senior pemerintah dan banyak pembela hak asasi manusia di pengadilan.
Sejak Oktober 2020, dia telah ditahan di penjara Qarchak yang penuh sesak dan tidak bersih.
Sebuah penjara paling ditakuti para wanita di Iran.
Fasilitas sangat minim, karena kurangnya akses perawatan kesehatan untuk narapidana.
Baca juga: Rusia Akan Mengirim Sistem Satelit Mata-mata Canggih ke Iran
Bahkan, makanan yang tidak mencukupi dan tidak sehat, dan serangan hewan pengerat dan serangga.
Saat ditahan, para ahli PBB mengatakan, kesehatan Sotoudeh memburuk secara serius dan dia dinyatakan positif Covid-19.
Mereka menambahkan: Kasus Nasrin Sotoudeh sayangnya tidak terisolasi.
Hukuman berat yang diterimanya tampaknya untuk membungkam pekerjaannya.
Termasuk untuk mengintimidasi pembela hak asasi manusia lainnya, bahkan, keluarganya.(*)