Internasional

Parlemen Uni Eropa Tuduh Iran Sebagai Negara Algojo Wanita Nomor Satu di Dunia

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua wanita memakai masker saat berjalan-jalan di Ibu Kota Teheran, Iran, Jumat (3/12/2020).

Parlemen Eropa mengatakan mereka mendukung Iran yang bebas nuklir dan demokrati.

Juga harus menahan diri dari mendukung dan merencanakan terorisme di luar negeri.

Sebuah cita-cita yang didukung oleh Dewan Nasional Perlawanan Iran, yang dipimpin oleh Presiden terpilih Maryam Rajavi.

“Rencana sepuluh poin yang digariskan oleh oposisi Iran Presiden Maryam Rajavi, pertama kali disampaikan olehnya di Dewan Eropa dan Parlemen Eropa," ungkap mereka.

“Kami menyerukan UE untuk mengadopsi kebijakan tegas terhadap Iran, untuk memprioritaskan hak asasi manusia," harap merkea.

Dikatakan, Iran harus diminta pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia dan terorisme.

Mereka mendesak UE untuk menggunakan Undang-Undang Magnitsky Eropa yang baru.

Sehingga, memungkinkan blok itu untuk membekukan aset dan memberlakukan larangan perjalanan pada individu yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Baca juga: AS Kirim Pesan Jelas dan Tegas ke Iran, Serangan ke Milisi Syiah di Suriah Jadi Peringatan

Bahkan, memberi sanksi kepada kepemimpinan Iran.

Pernyataan itu tidak menyebutkan nama Presiden baru Iran Ebrahim Raisi.

Tetapi jika UE memilih untuk menggunakan Undang-Undang Magnitsky untuk menjatuhkan sanksi.

Maka perannya dalam pembantaian tahanan politik tahun 1988 bisa menjadi tembak ekonomi blok tersebut.(*)

Berita Terkini