Tapi karena berbagai pertimbangan, pihaknya tidak berani melakukannya, terutama karena banyak warga yang tidak sabar dan kerap menyalahkan para relawan yang mengumpulkan dan menyalurkan sumbangan.
“Jadi perlu hati-hati, khawatir seperti sebelumnya ketika banyak yang minta bantuan, sementara sumbangan tidak mencukupi, mereka kemudian menyalahkan para relawan. Bahkan ada yang memaki dengan kata-kata kasar di medsos, makanya kami sangat berhati-hati,” ujarnya.
“Masalahnya, ketika mereka minta bantuan harus ada, mereka tidak mau tahu bagaimana para penyumbangan dan relawan ini harus bekerja keras. Seandainya tidak ada kata-kata kasar, mungkin sudah sebulan yang lalu penggalangan dan penyaluran bantuan ini sudah kita mulai,” pungkas tokoh kelahiran Dama Pulo I, Idi, Aceh Timur ini.(*)