Menurut penuturan Prof Hardi, Akidi merupakan sosok yang rendah hati. Setiap datang berkunjung ke tempat praktiknya selalu mengenakan baju dan celana putih.
Pengusaha itu pun dikenal sangat dermawan.
"Beliau banyak sekali menyumbang, tapi selalu hanya atas nama hamba Tuhan," kata Prof Hardi kepada Dahlan.
Berdasarkan keterangan Prof Hardi, Akidi Tio pernah punya pabrik kecap, mebel, kebun sawit, dan kontraktor bangunan.
Akidi Tio Sosok low profile high profit
Tidak berhenti sampai disitu, Dahlan juga menghubungi kenalan lainnya seperti Bupati Aceh Timur Rocky Hasbalah, Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, mantan menteri asal Palembang hingga warga Tionghoa bermarga Tio.
Namun semua orang yang dihubunginya tidak satu pun mengenal lebih jauh sosok Akidi Tio.
"Berarti pengusaha ini memang luar biasa rendah hatinya. Low profile, high profit. Dan seperti itu banyak sekali di lingkungan masyarakat Tionghoa. Saya punya banyak teman Tionghoa seperti itu. Sehari-hari hanya pakai sandal.
Bajunya pun lusuh dan dari kain yang biasa-biasa saja. Namanya tidak pernah disebut di mana-mana, tapi uangnya luar biasa banyaknya. Saya malu kalau pakai baju bagus di depan mereka," tutup Dahlan.
Apresiasi dari pejabat dan tokoh publik
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menambahkan, bantuan yang diberikan oleh keluarga almarhum layak menjadi contoh bagi masyarakat Sumsel agar turut serta memberikan sumbangsih dalam penanganan Covid-19.
“Kita bangga ya, keluarga almarhum Akidi Tio ini ikut serta memberikan kepedulian terhadap penanganan Covid-19 di Sumsel. Apalagi jumlah dana yang diberikan sangat besar mencapai Rp 2 triliun. Ini angka yang tidak sedikit,” kata Herman.
Herman berharap, apa yang telah dilakukan keluarga Almarhum Akidi Tio bisa memberikan motivasi bagi warga Sumsel untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19.
"Dengan harapan aktivitas sosial kembali normal kembali," ungkapnya.
Aksi kedermawanan Akidi ini juga banyak menuai respon pujian dan apresiasi dari pejabat dan tokoh dari pemerintahan.