Mantan Pemain Persiraja Sakum Nugroho Meninggal, Sang Bintang yang Mewakafkan Diri untuk Umat

Penulis: Rahmad Wiguna
Editor: Imran Thayib
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim PSMS Medan saat bermain di final perserikatan tahun 1985. Sakum Nugroho (almarhum).

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Mantan bintang Persiraja era 90-an, Sakum Nugroho berpulang ke rahmatullah pada Sabtu (3/9/2021).

Bagi suporter Persiraja dan pecinta sepakbola di Aceh, nama eks gelandang PSMS Medan itu selalu diingat.

Karena, dia salah satu pemain yang memiliki kontribusi besar membawa Persiraja kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.

Sakum Nugroho menjalani fase kehidupan yang berubah drastis.

Nama besarnya di blantika sepak bola nasional dia lepas demi mengabdi kepada masyarakat secara total.

Pengabdian ini pun ini pun tidak biasa, karena pesepakbola yang dulu bermain di sektor gelandang ini memilih sebagai tukang gali kubur.

"Dia bukan hanya menarik diri dari sepak bola, tapi dari seluruh kehidupan dunia," kata Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja kepada Serambinews, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: Hadapi PS Slemen Pekan Depan, Striker Persiraja Banda Aceh Paulo Henrique Bicara Tentang Tim Lawan

Baca juga: Pertama Merumput di Liga Indonesia, Striker Persiraja Paulo Henrique Senang Bisa Cetak Gol

Baca juga: Jadwal Lengkap Pertandingan Liga 1 2021 Bulan September, Persiraja Hadapi Tim Juara Lima Kali

Baca juga: Bruno Dybal Kirim Doa untuk Persiraja Meski Sudah Berseragam Klub Emirat Arab

Julius menjelaskan, aktivitas ini dilakukan almarhum di lingkungan rumahnya di Klambir V, Tanjunggusta, Deliserdang, Sumatera Utara sejak 10 tahun lalu.

Menariknya, Sakum Nugroho sama sekali tidak memungut bayaran setiap kali menggali kubur.

"Bukan hanya tidak dibayar, dia juga tidur di gubuk yang ada di kuburan. Tujuannya bila diperlukan sewaktu-waktu dia ada di lokasi," ujarnya.

Julius merupakan salah satu sosok yang mengenal dekat Sakum karena dulu sama-sama mengantarkan PSMS juara Perserikatan tahun 1983 dan 1985.

Kemudian, Sakum juga andil merebut medali emas untuk tim Sumut pada PON 1985.

Dan secara khusus dia pernah menanyakan alasan almarhum melakoni aktivitas itu.

"Pernah saya tanya, dia bilang ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. ini cara dia meningkatkan amal," tutup Julius.

Agen sepakbola papan atas Indonesia, Edisyah Putra kepada Serambi, Sabtu (4/9/2021), mengungkapkan, kalau sosok Sakum Nugroho dikenal sangat santun.

Edisyah menceritakan, suatu hari dirinya pernah bertemu dengan Sakum Nugroho.

“Saya pernah tanya, Sakum kenapa memutuskan untuk meninggalkan sepakbola. Ternyata, saat itu, Sakum menjawab kalau dirinya mencari ridha Allah SWT dengan menjadi penggali kubur,” kenang pria asal Kota Langsa itu.

Seorang fans PSMS, Raju mengungkapkan, Sakum Nugroho merupakan pensiunan dari karyawan bank di Kota Lhokseumawe, dan pernah bertugas di Banda Aceh.

“Meski memiliki kemampuan mapan, Bang Sakum lebih memilih kehidupan untuk mewakafkan dirinya untuk kepentingan warga. Ya, dia menggali kuburan di lingkungan tempat tinggal,” kata Raju.

Sebagaimana diketahui, Sakum Nugroho ditarik oleh Persiraja Banda Aceh selepas meninggalkan PSMS Medan.

Saat itu, setelah mengakhiri karier sebagai bintang PSMS, Sakum Nugroho pindah tugas ke bank pemerintah di Lhokseumawe.
Ternyata, kehadirannya di Lhokseumawe menarik perhatian petinggi terutama Ketua Umum Persiraja asal Trienggadeng, H Iskandar Husein.

Meski sudah tiga tahun meninggalkan lapangan hijau, namun kemampuannya tak menghilang.

Sang arsitek Persiraja, Parlin Siagian langsung memberi satu slot bagi Sakum di lini tengah.

Kala itu, Sakum bahu membahu bersama Taufik Junianto di bawah mistar, kapten Samsul Bahri, Abdurrahman, Hendra Saputra, Ramadana, Zarmansyah alias Tompi, Mustafa Jalil, Anwar, Dahlan Jalil, dan mesin gol asal Meureudu, A Gamal.

Dari pahlawan yang sukses membawa Persiraja kembali ke divisi utama musim 1991/1992, empat pemain sudah meninggal dunia.

Mereka yang sudah kembali ke rahmatullah adalah kapten Samsul Bahri, Zarmansyah alias Tompi, Agamal, dan Sakum Nugroho.

Demikian juga dengan Parlin Siagian yang juga sudah meninggal dunia pada November 2020 di Medan, Sumatera Utara.(*)

Baca juga: VIDEO - Fakhri Husaini Geber Latihan Tim PON Aceh

Baca juga: VIDEO - Penonton Serbu Stadion Harapan Bangsa, Duel Persiraja Banda Aceh vs PSMS Medan Dihentikan

Baca juga: VIDEO Kiper Persiraja Aji Bayu Sempat Pingsan Usai Hantam Tiang Gawang di Laga Ujicoba

Baca juga: VIDEO Latihan di Jawa Timur, Punggawa PON Aceh Ditantang Tiga Tim

Berita Terkini