Bahkan ketika sekolah lain melarang siswa menggunakan handphone di sekolah, SMPN Teulaga Tujoh, Gampong Teulaga Tujoh, Kecamatan Langsa Barat, ini memberikan fasilitas IT itu berupa tablet atau tab.
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Meski berada di daerah pinggiran dan jauh dari daratan, SMPN Teulaga Tujoh yang berada di Pulau Pusong, kini sudah menerapkan sistem belajar mengajar berbasis informasi dan teknologi (IT).
Bahkan ketika sekolah lain melarang siswa menggunakan handphone di sekolah, SMPN Teulaga Tujoh, Gampong Teulaga Tujoh, Kecamatan Langsa Barat, ini memberikan fasilitas IT itu berupa tablet atau tab.
Kepala SMPN Teulaga Tujoh, Drs Abdul Mutalib, mengatakan untuk mengimbangi dan mengikuti perkembangan di era teknologi sekarang, selama ini sekolah yang ia pimpin ini sudah menggunakan fasilitas IT.
Dimaksud IT ini, sebut Drs Abdul, di SMPN Teulaga Tujoh yang memiliki 86 pelajar dari kelas 7-9 telah diberikan fasilitas tablet untuk belajar di sekolah.
Sedangkan guru saat mengajar anak didiknya menggunakan infocus. Untuk penggunaan infocus atau perangkat IT ini di sekolah, telah disarankan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Langsa jauh hari sebelumnya.
Baca juga: Asdep BNPP RI Tinjau Pulau Pusong Masuk Prioritas Pembangunan Perbatasan Negara
"Sekarang kita miliki 16 tab yang digunakan anak didik saat belajar di ruang kelasnya. Jadi, siswa dibiasakan menggunakan sistem IT untuk setiap pelajaran," kata Abdul kepada Serambinews.com, Jumat (17/9/2021), .
Dalam tab tersebut, tambah Kasek Abdul, pihak sekolah telah memasukan file semua mata pelajaran dibutuhkan anak didik dari kelas 1 - 3 (kelas 7 - 9).
Oleh karena itu, saat guru menerangkan materi di layar monitor menggunakan infocus, semua anak didik bisa mengikuti atau melihatnya langsung dari tab.
Kecuali, untuk tugas yang diberikan guru, maka barulah anak-anak didik kembali tetap menggunakan buku tulis.
Kemudian setiap apa yang mereka harus ulang di rumah, tetap dicatat dalam buku tulis.
Semua materi pelajaran di sekolah disediakan semuanya dalam tab, sehingga tidak lagi harus menggunakan buku teks.
Kemudian ketika ada pertanyaan dan jawaban dari mereka barulah menggunakan tab sebagai sumber materi pembelajaran.
Baca juga: Kejari Sidik Dugaan Korupsi Proyek Pengamanan Pantai Pulau Pusong, Potensi Kerugian Negara Rp 1 M
Hanya tersedia aplikasi mata pelajaran
Dalam tablet ini, pelajar dibatasi agar tidak melihat situs tidak berguna. Artinya, aplikasi lainnya selain materi pelajaran tidak disediakan atau terkunci dalam tablet ini.
"Intinya, tab yang disediakan sekolah ini adalah sumber materi belajar bagi anak-anak sebagai pengganti buku cetak," paparnya.
Dengan demikian, anak didik tidak ribet lagi harus membawa banyak buku tulis, karena semua materi pelajaran sudah didownload dan ada semua tersimpan di file dalam TAB tersebut.
Selain itu, anak didik dibiasakan memanfaatkan fasilitas, seperti handphone untuk suatu hal positif, bukan untuk game dan melihat situs-situs yang tidak baik lainnya.
Namun, karena program belajar mengajar babasis IT ini baru dalam proses merintis, pihak sekolah kini baru mampu menyediakan 16 tab.
Oleh karena itu, penggunaan TAB sejak semester I tahun ajaran 2021 ini dibagi untuk masing-masing kelompok 2 orang atau 3 orang per tab.
Baca juga: Kadisdukcapil Langsa: Warga Pulau Pusong Dapat Pelayanan Khusus Urus Dokumen Kependudukan
Begitu pula penggunaan TAB oleh guru masih terbatas, dibagi penggunaannya. Saat ini SMPN 7 Teulaga Tujoh ini ada 9 guru berstatus PNS, termasuk kepala sekolah dan enam guru guru kontrak.
"Penggunaan tablet dalam belajar mengajar di SMPN Teulaga Tujoh tentunya kita sudah meminta izin ke Dinas Pendidikan," ujarnya.
Dikatakan Kasek, selama diterapkan sistem belajar dan mengajar babasis IT menggunakan tablet dan Infocus ini, semangat anak didik untuk belajar lebih meningkat.
Namun, tablet yang disediakan sekolah itu tidak diberikan dibawa pulang oleh mereka, tapi dipegang pihak sekolah. Tablet ini dibagikan saat belajar berlangsung agar Tablet ini bertahan lama.
Minta dukungan kuota internet, guru ke sekolah pakai boat
Kemudian untuk kuoata internet, pihak sekolah kini memasang wifi berbayar setiap bulan antara Rp 700 ribu - Rp 800 ribu.
Baca juga: Sambut HUT Ke-75 RI, Brimob Aramiah dan Bhayangkari Kibarkan Bendera Merah Putih di Pulau Pusong
Baca juga: Tempuh Jalur Laut, Brimob Polda Aceh-Aramiah Antar Sembako untuk Duafa di Pulau Pusong Langsa
Pihak sekolah berharap dukungan Diskominfo Langsa bisa memberikan koneksi internet ke SMP di Pulau Pusong ini untuk mengurangi beban kuota berbayar tinggi setiap bulannya.
Menurut Drs Abdul, dengan menggunakan sistem belajar menggunakan tab juga telah menghemat biaya pembelian buku pelajaran, sepidol, dan alat lainnya yang dibutuhkan.
Kasek juga menyinggung, selama ini untuk menuju ke SMP maupun SD Teulaga Tujoh yang berada di Pulau Pusong yang berjarak sekitar 7 - 9 kilometer dengan waktu tempuh lebih kurang 1 jam dari Kuala Langsa, para guru harus menggunakan jasa angkutan boat.
Oleh karena itu, guru harus mengeluarkan biaya setiap bulannya untuk jasa boat nelayan setempat.
Sebab hingga kini belum ada fasilitas alat tranportasi laut (boat) khusus bagi guru ke Pulau yang jauh dari daratan Kota Langsa ini. (*)