Berita Banda Aceh

Pidie, Pidie Jaya, Bireuen & Bener Meriah Panen Bawang Merah, Harga Anjlok, Ini Harga di Banda Aceh

Penulis: Herianto
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bawang merah asal Pidie yang harganya anjlok di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Minggu (19/9/2021).

Di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, yang dekat Banda Aceh dan Pasar Al Mahirah Lamdingin, Banda Aceh, harga bawang merah yang dipasok dari empat daerah itu saat ini merosot dari Rp 20 ribu/Kg kini menjadi Rp 17 ribu/Kg. 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Empat daerah di Aceh, yakni Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, dan Bener Meriah, saat ini sedang panen bawang merah. 

Namun, sayangnya harga saat ini sedang anjlok. 

Di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, yang dekat Banda Aceh dan Pasar Al Mahirah Lamdingin, Banda Aceh, harga bawang merah yang dipasok dari empat daerah itu saat ini merosot dari Rp 20 ribu/Kg kini menjadi Rp 17 ribu/Kg. 

Padahal sebelum anjlok ke harga terendah ini, selama dua bulan sebelumnya harga bawang merah lokal ini pernah bertahan Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram.

Mustafa pedagang bawang merah asal Pidie mengatakan anjloknya harga bawang dari empat daerah sentra produksi itu sama seperti anjloknya harga tomat Bener Meriah bulan lalu.

Saat itu, produksi tomat asal Bener Meriah melimpah, sehingga harganya pun menurun menjadi Rp 5 ribu per kilogram di Pasar Induk Lambaro dan Pasar Al Mahirah Lamdingin.

Sedangkan di Bener Meriah ketika itu harga tomatnya hanya Rp 2.500 per kilogram, bahkan banyak tomat ini yang terbuang. 

Sedangkan untuk bawang merah, kata Mustafa, selain dari empat daerah itu, Aceh Tengah dan Gayo Lues saat ini juga sedang puncak panen. 

“Karena panennya serentak dan produksinya sangat banyak, serta daya beli masyarakat rendah, maka otomatis harganya jatuh," kata Mustafa menjawab Serambinews.com di Pasar Induk Lambaro, Minggu (19/9/2019). 

Mustafa menyebutkan hari ini, Minggu (19/9/2021), dirinya dapat kiriman bawang merah dari Pidie 15 goni atau 300 Kg.

Pedagang bawang lainnya, juga mendapat kiriman bawang dengan jumlah yang hampir sama dengan dirinya.

"Karena barangnya banyak dan untuk mempercepat barang kiriman habis terjual, kita harus jual sedikit lebih murah dibanding pedagang lainnya," kata Mustafa.

Diwawancarai Serambinews.com secara terpisah, Amir, pedagang bawang merah di Pasar Al Mahirah Lamdingin Banda Aceh mengatakan hari ini, Minggu (19/9/2021), ia dapat kiriman 100 Kg bawang merah dari Pidie Jaya.

"Dari lima goni atau 100 kilogram yang dikirim, baru laku terjual tiga goni dengan harga jual eceran Rp 20.000/Kg," sebutnya. 

Sedangkan ia beli dari pedagang pengumpul Rp 17 ribu per kilogram. 

Bantuan bibit untuk 7 daerah

Di luar soal harga itu, Kadis Pertanian dan Perkebunan atau Distanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP melalui Kabid Hortikulturanya, Ir Chairil Anwar MP, mengatakan tahun anggaran 2021 pihaknya ada memprogramkan pengembangan dan bantuan bibit bawang merah. 

Program ini untuk tujuh daerah, yakni Pidie 50 hektare, Pidie Jaya 17 hektare, Aceh Utara 3 hektare, Bireuen 3 hektare, Bener Meriah 37 hektare, Aceh Tengah 6 hektare, dan Aceh Selatan 2 hektare.

Dari tujuh daerah ini, diakui Chairil Anwar, empat daerah, yaitu Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, dan Bener Meriah, pada minggu ketiga bulan September 2021 ini, tanaman bawangnya sedang panen besar. 

Oleh karena itu, harga bawang merah saat ini anjlok. Padahal, kata Chairil, sebelum empat daerah ini panen bawang merah, harganya masih berkisar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram.

Chairil mengatakan jatuhnya harga bawang merah, seperti saat ini Rp 17 ribu hingga 20 ribu per kilogram, karena saat panen, petani langsung menjual banyak hasil panennya itu. 

Padahal kata Chairil, agar harga tak anjlok, petani bisa kompak agar tak menjual sekaligus hasil panen mereka itu, sehingga harga tak anjlok. 

"Misalnya seorang petani ada panen bawang merah 500 kilogram, kalau mau dijual untuk mendapatkan uang kontan, setengah dulu atau sekitar 250 kilogram saja.

Sisanya dijual dua minggu ke depan, sehingga harganya jadi lebih tinggi," kata Chairil.

Chairil mengatakan Distanbun Aceh hampir setiap tahun memprogramkan bantuan penyaluran bawang merah, untuk menstabilkan harga bawang merah agar tidak terlalu tinggi di pasaran.

“Makanya penyebaran bantuan bibit bawang merahnya di lakukan sampai tujuh daerah,”ujarnya.

Di luar program bantuan bibit bawang merah dari Distanbun Aceh, kata Chairil Anwar, petani juga tetap menanam pakai bibit milik sendiri.

Chairil memperkirakan harga bawang merah akan kembali naik dua minggu lagi karena informasinya daerah sentra produksi bawang merah di Pulau Jawa dan Sumut belum panen. 

Chairil menyebutkan penurunan harga bawang merah lokal saat ini menjadi Rp 17 ribu per Kg membuat harga bawang impor dari China juga turun jadi Rp 15 ribu per Kg dari sebelumnya Rp 17 ribu per kilogram. (*)   

Berita Terkini