SERAMBINEWS.COM, AMMAN - Raja Jordania Abdullah II menerima telepon dari Presiden Suriah Bashar Al-Assad pada Minggu (3/10/2021).
Percakapan pertama antara kedua pemimpin setelah satu dekade ketegangan atas perang saudara Suriah.
Dilansir AFP, seruan itu muncul di tengah upaya meningkatkan kerja sama antara kedua negara, yang menghadapi kondisi ekonomi yang suram.
Pengadilan kerajaan Jordania mengatakan para pemimpin membahas hubungan persaudaraan dan cara-cara meningkatkan kerja sama.
Abdullah menegaskan dukungan negaranya untuk “upaya menjaga kedaulatan, stabilitas, integritas teritorial, dan rakyat Suriah.”
Kantor berita negara Suriah SANA melaporkan Assad menelepon Abdullah untuk membahas hubungan bilateral.
Baca juga: Jordania Buka Penuh Perbatasan dengan Suriah, Jalur Perdagangan Utama Sebelum Perang
Terutama memperkuat kerja sama demi kepentingan kedua negara dan rakyat.
Seruan itu merupakan bagian dari pencairan baru dalam hubungan antara kedua tetangga setelah perang saudara Suriah.
Suriah menghadapi sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan banyak negara barat.
Jordania telah mengurangi hubungan diplomatik dengan Suriah, seperti kebanyakan negara Arab, setelah dimulainya perang saudara pada 2011.
Jordania menjadi tuan rumah bagi kelompok oposisi yang didukung barat dan menampung ratusan ribu pengungsi.
Negara-negara Arab dan barat umumnya menyalahkan Assad atas tindakan keras mematikan terhadap protes yang meletus pada 2011.
Baca juga: Satu Juta Pengungsi Suriah Jatuh Miskin, Anak-anak Jadi Pekerja, Remaja Putri Menikah
Kemudian, meletusnya oposisi pada hari-hari awal konflik, yang membuat jutaan orang mengungsi dan tewas.
Gelombang perang berubah sejak akhir 2015 ketika Rusia mengerahkan kekuatan militernya di belakang Assad.
Percakapan telepon juga terjadi beberapa hari setelah Jordania membuka kembali penyeberangan perbatasan utama dengan Suriah.