Satu Jam Bersama Diaspora

Kisah Putra Aceh di Amerika (1) - Petualangan Ibrahim Bermula dari Singapura

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perjalanan Ibrahim Berdan ke Negeri Paman Sam

SERAMBINEWS.COM - Langkah , rezeki, pertemuan dan maut itu semua ada di tangan Allah SWT. Manusia hanya bisa menjalankannya dengan sabar, ikhlas, dan semangat.

Kalimat bijak itu benar-benar menjadi pedoman dan pegangan bagi Ibrahim Berdan, saat memutuskan meninggalkan kampung halaman di Idi Cut, Aceh Timur, untuk memulai kehidupan baru di perantauan.

Saat itu, pada tahun 1984, Ibrahim menjadikan Riau sebagai target awal perantauannya.

Tak lama di Riau, Ibrahim muda melanjutkan petulangannya ke negara tetangga, Singapura.

Di sini, Ibrahim kembali bersua dengan beberapa sahabatnya dari Aceh Timur.

Satu di antara mereka adalah Zakaria Ismail yang kini telah menjadi pengusaha madu lebah di Pelalawan Riau.

Beberapa saat bekerja serabutan di Singapura, Ibrahim Berdan mendapatkan kesempatan bekerja pada sebuah kapal kargo curah berbendera Yunani.

Kapal kargo curah atau disebut juga kapal bulker berben adalah kapal untuk dagang yang dirancang untuk mengangkut kargo curah unpackaged.

“Perjalanan pertama saya sebagai anak buah kapal dari Singapura adalah ke Afrika Selatan," kata Ibrahim saat hadir sebagai narasumber dalam program “1 Jam Bersama Diaspora” yang disiarkan langsung di Facebook Serambinews.com dan Youtube Serambi On TV, Rabu (29/9/2021) lalu.

Baca juga: Ikuti Launcing Buku Diaspora Aceh, JK Teringat Halal Bi Halal Warga Aceh 2004 Saat Terjadi Tsunami

Ingin mengubah nasib

Ibrahim bercerita, alasannya untuk merantau adalah sama seperti kebanyakan orang, yakni ingin mengubah nasib.

“Mungkin saat itu memang banyak pekerjaan di Aceh. Tapi saya seperti merasakan bahwa rezeki saya kok bukan di Aceh, maka akhirnya saya berhijrah, seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah,” ujarnya.

Bermula pada tahun 1984, Ibrahim melangkahkan kaki memulai petualangannya ke daerah Riau, dan kemudian terus bergerak ke Singapura.

Di Negeri Singa ini, Ibrahim mendapatkan pekerjaan pada bagian perkapalan, yakni kapal kargo curah berbendera Yunani.

Bersama kapal ini, Ibrahim bersama rekannya asal Pidie, almarhum Syarwan melanglangbuana hingga ke Afrika, Eropa, dan Amerika.

Halaman
12

Berita Terkini