DKP Aceh dan FKP USK Rekomendasikan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Terintegrasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh menginisiasi Pertemuan Pengelolaan Perikanan Skala Kecil untuk Lhok Rigaih, Kabupaten Aceh Jaya, pada Kamis (18/11/2021).

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh menginisiasi Pertemuan Pengelolaan Perikanan Skala Kecil untuk Lhok Rigaih, Kabupaten Aceh Jaya, pada Kamis (18/11/2021).

Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari DKP Kabupaten Aceh Jaya, Panglima Laot Aceh, Panglima Laot Lhok Rigaih, Mukim Sekitar Lhok Rigaih, perwakilan nelayan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta LSM.

Hadir sebagai pemantik diskusi Kepala DKP Kabupaten Aceh Jaya, Teuku Ridwan, S.Pi, M.Si, Kepala Sub Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Sumber Daya Ikan DKP Aceh, Afrizal, MT, dan staf pengajar Fakultas Kelautan dan Perikanan, Adrian Damora, S.Pi, M.Si.

Materi-materi yang disampaikan pemantik diskusi merupakan bahan dalam diskusi kelompok terarah Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Terintegrasi di Lhok Rigaih.

Baca juga: Penurunan Populasi Ikan Depik jadi Pembahasan Pakar Perikanan

Baca juga: Penampakan Pelaku Jambret Ceburkan Diri ke Got, Pelaku Ditinggal Komplotannya Usai Beraksi

Baca juga: Jika Ingin Lolos ke Piala Dunia Qatar 2022, Portugal dan Italia Wajib Menang di Dua Laga Playoff

Dalam sambutannya Teuku Ridwan mengatakan pengelolaan wilayah pesisir terpadu menjadi kunci dalam menjadikan Lhok Rigaih sebagai lhok percontohan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan skala kecil.

“Pemanfaatan sumber daya dan lingkungan di Lhok Rigaih cukup kompleks, mulai dari perikanan, transportasi, pariwisata, dan konservasi ekosistem pesisir. Koordinasi antar sektor dan multi-pihak penting untuk diwujudkan ke depan,” ujarnya.

Diskusi yang dipandu oleh Aktivis Kelembagaan Masyarakat, Taufik Abda, bersepakat untuk mengelola tata ruang dan sumber daya yang menjadi potensi unggulan di Lhok Rigaih.

Pengelolaan tata ruang diarahkan pada optimalisasi kawasan untuk peningkatan kualitas aktivitas penangkapan ikan, perlindungan habitat kritis dan penting, serta pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan.

Baca juga: Senat USK Tetapkan Empat Balon Rektor, Pemilihan Direncanakan 24 Januari 2022

Baca juga: Setelah Vanessa Meninggal, Ayahnya dan Bibi Ajukan Hak Perwalian Gala Sky: Pengadilan Memutuskan

Baca juga: Rektor USK Dukung Unsam Tingkatkan Statuta

Pengelolaan sumber daya diarahkan pada optimasilasi pemanfaatan sumber daya ikan dan non ikan unggulan Lhok Rigaih, peningkatan mutu dan nilai jual produk perikanan, konservasi biota pesisir dan laut yang terancam punah, serta peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar Lhok Rigaih.

“Salah satu kunci dalam pengelolaan berkelanjutan wilayah pesisir dan laut adalah pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) untuk Perikanan Berkelanjutan. Pengelolaan KKP yang efektif telah terbukti dalam meningkatkan kelimpahan ikan di alam dan hasil tangkapan nelayan dalam kurun waktu tertentu. Ini merupakan investasi cerdas berkelanjutan yang sangat baik bagi ekologi dan sosial-ekonomi masyarakat,” ujar Adrian Damora dalam penyampaian materinya.

DKP Aceh sendiri menargetkan salah satu komoditas unggulan Lhok Rigaih, yakni lobster atau udang karang, untuk menjadi komoditas unggulan Aceh.

Hal ini mengingat lobster Aceh sudah memiliki nama di pasar perikanan nasional dan salah satu kabupaten yang memberikan kontribusi produksi tertinggi adalah Aceh Jaya.(*)

Berita Terkini