Dia menyontohkan dirinya yang fokus pada sektor pertanian, padahal dalam undang-undang anggaran sektor pertanian bukanlah hal yang wajib, tapi pilihan.
“Namun hampir seluruh anggaran, saya fokuskan sektor pertanian, memang programnya tidak mewah.
Hari ini, hasilnya sudah nampak, banyak petani sawit dari program saya itu, kini mereka sudah mampu membeli kendaraan, sudah mampu menyekolahkan anaknya kuliah, padahal dulu program ini dianggap program cet langet, atau program yang tidak mungkin,” bebernya.
Akmal mengaku dirinya berpikir jauh ke depan dalam membuat kebijakan.
Bahkan terkait perkembangan teknologi, Akmal mengaku sadar bahwa sebagian pekerjaan manusia ke depan diambil alih oleh robot.
Namun, tentu saja ada keterbatasan-keterbatasan.
Sektor pertanian masih tetap dominan tenaga manusia.
“Di beberapa negara, orang tidak diperlukan lagi, semua yang bekerja robot, seperti di Singapura, saat kita masuk ke restoran, itu yang melayani robot.
Di Norwegia ada kapal hantu, yang bekerja semua robot, di Indonesia sudah ada taksi terbang, yang baru ujicoba di Bali,” ungkapnya.
Atas dasar itu, sebutnya, dirinya memiliki fokus pada sektor pertanian. (c50)
Baca juga: Bupati Lantik Sekda Abdya, Akmal Minta Salman Belajar Sama Thamrin
Baca juga: Salman Alfarisi Jadi Sekda Abdya