Berita Banda Aceh

Tanaman Padi yang Puso Akibat Banjir di Aceh Sudah Mencapai 749 Hektar

Penulis: Herianto
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanaman padi petani di Padang Tiji, Pidie terendam banjir luapan sungai.

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP menyatakan, untuk sementara ini, berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/Kota, luas areal tanaman padi yang terkena banjir pada akhir Desember 2021 lalu dan awal tahun baru 2022, sudah mencapai areal seluas 749 hektar.

“Sedangkan yang terendam banjir arealnya mencapai 14.698 hektar, yang sudah surut per tanggal 10 Januari 2022 lalu seluas 4.940 hektar, “ kata Cut Huzaimah yang didampingi Kabid Produksinya, Syafrizal kepada Serambi, Kamis (13/1/2022) ketika dimintai penjelasannya terkait areal tanaman padi yang terkena bencana banjir jelang akhir tahun 2021 dan awal tahun baru 2022.

Cut Huzaimah mengatakan, areal tanaman padi yang sudah dikatagorikan puso akibat banjir itu, dibagi dalam dua kelompok.

Kelompok pertama  tanaman padi yang sudah berumur dua bulan lebih dan ada yang mau panen, areal  yang terkena bencana banjir dan puso seluas 521 hektar, tersebar di 5 kabupaten.

Yaitu Biruen 181 hektar, Aceh Timur 192 hektar, Aceh Tamiang 94 hektar, Aceh Utara 43 hektar dan Aceh Besar 11 hektar.

Baca juga: Respons Cepat Banjir di Pidie Jaya, Pemerintah Aceh Salurkan Bantuan

Selanjutnya tanaman padi yang baru disemai dan baru tanam, seumur 10 – 20 hari,  seluas 228 hektar, tersebar di tiga daerah yaitu Bireuen 128 hektar, Aceh Timur 93 hektar dan Aceh Utara 7 hektar.

Tanaman padi yang sudah puso seluas 749 hektar itu, kata Cut Huzaimah, kalau dikali produktivitas padi 5,6 ton/hektar, petani padi sudah kehilangan panen padi sebanyak 4.194 ton dan kehilangan pendapatan senilai Rp 19,7 miliar.     

Pada acara Rapat Koordinasi Evaluasi Luas Tanaman Padi, jagung dan Kedele tahun 2021 dan Percepatan Tanam  Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2022 dengan Kementerian Pertanian melalui on line dan off line di Hotel Grand Naggroe, Kota Banda Aceh, Rabu (12/1/2022).

Cut Huzaimah menyatakan, pihaknya sudah melaporkan areal tanaman padi yang puso akibat terkena banjir jelang akhir tahun 2021 dan awal tahun baru 2022 kepada Dirjen Pertanian Tanaman Pangan Kementan Suwandi, yang membuka acara rakor melalui on line dari Jakarta.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan Dr Ir Takdir Mulyadi MM, yang juga menjabat sebagai Plt Direktur Perlindungan Tanaman Pangan menyatakan, daerah yang tanaman padinya terkena bencana banjir dan padinya mengalami kerusakan, mati dan puso, Bupati/Wali Kotanya bisa mengajukan bantuan bibit padi kepada Kementan.

“Kementan siap membantu bibit padi unggul yang baru, untuk daerah yang tanaman padinya terkena banjir, mati dan puso, dengan syarat tanaman padinya belum diasuransikan,” kata Takdir Mulyadi MM menanggapi laporan Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP.

Baca juga: Polda Aceh Imbau Masyarakat Waspadai Modus Penipuan Melalui Akses Ilegal

Acara rakor ini, dibuka oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Dr Ir Suwandi MSi, dari Jakarta melalui on line, yang dihadiri Dirjen Tanaman Pangan dan Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh, Kepala BMKG, Perwakilan PT Pertani, Produsen Pupuk (PT PIM dan Petro Kimia Gersik), sejumlah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/Kota, Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Aceh, Zulpadli, SP, MP dan undangan lainnya.    

Acara ini diawali dengan sambutan dari Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP.

Dalam kata sambutannya, Cut Huzaimah mengatakan, realisasi tanam padi di Aceh mulai musim tanam rendeng dan gadu, Oktober 2020 – September 2021 mencapai 340.648 hektar, atau 91,5 persen, dari targetnya 372.414 hektar.

Halaman
123

Berita Terkini