SERAMBINEWS.COM - Istilah taaruf sudah sangat familiar bagi umat muslim, khususnya bagi kalangan muda.
Taaruf kini menjadi dambaan banyak orang yang sudah berencana dan memantapkan hati untuk menikah, namun masih mencari-cari calon pasangan yang sesuai dengannya.
Proses taaruf juga dinilai lebih indah dibanding menjalani hubungan pacaran berlama-lama.
Apalagi, setelah melihat beberapa hubungan yang berhasil dan tampak bahagia dengan pernikahan mereka, padahal sebelumnya dilewati dengan proses taaruf dalam waktu singkat.
Dalam Islam, taaruf yakni perkenalan dari sebuah proses syar'i menuju ke ikatan suci pernikahan.
Di masyarakat sekarang, taaruf kerap kali dikaitkan dengan usaha perkenalan dengan tujuan untuk mendapatkan jodoh.
Dalam proses perkenalan, tentu ada batasan dan etika hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak punya ikatan tertentu (seperti keluarga ataupun suami istri yang halal).
Baca juga: Mau Taaruf? Simak, Begini Prosesnya Sesuai Ajaran Rasulullah yang Dijelaskan UAS & Buya Yahya
Baca juga: Bolehkah Taaruf Lewat Pesan WhatsApp, Simak Penjelasan Buya Yahya
Lalu, bagaimana cara melakukan taaruf yang sesuai dengan ajaran Rasulullah?
Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses taaruf?
untuk mengetahui lebih jelas, simak ulasan dari Dai Kondang Ustad Abdul Somad dan Buya Yahya yang telah dirangkum Serambinews.com dalam artikel berikut.
Pengertian Taaruf
Ustadz Abdul Somad dalam sebuah video kajiannya yang diunggah oleh kanal YouTube Teman Ngaji telah memberikan penjelasannya mengenai pengertian taaruf.
Dalam tayangan video berdurasi sekitar dua menit tersebut, Ustad yang akrab disapa UAS ini menjelaskan, kata taaruf diambil dari tiga huruf.
Yakni huruf ‘a-ro-fa yang berarti ‘kenal’.
Kemudian kata taaruf memiliki arti ‘saling kenal’.
Baca juga: Kisah Taaruf Ustaz Syam-Jihan Salsabila, Lewat TikTok Cek Instagramnya, Ini Ceritanya hingga Nikah