Penulis: Mariana
SERAMBINEWS.COM - Berikut hukum menggabungkan niat Puasa Nisfu Syaban dengan Ayyamul Bidh.
Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat berikut.
Nisfu Syaban 1443 H bertepatan dengan 18 Maret 2022.
Nah pada tanggal 18 Maret 2022 juga merupakan hari ketiga puasa Ayyamul Bidh di bulan Syaban 1443 H.
Lalu bagaimana bila niat nisfu digabungkan dengan Ayyamul Bidh?
Simak penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat tentang menggabungkan niat puasa sunnah.
Inilah jadwal Puasa Ayyamul Bidh di bulan Sya'ban 1443 Hijriyah atau bertepatan bulan Maret 2022.
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa yang dilaksanakan tiga hari berturut-turut setiap pertengahan bulan yaitu tanggal 13, 14, dan 15 di kalender Hijriyah.
Puasa Ayyamul Bidh adalah salah satu puasa sunnah yang dianjurkan untuk rutin dikerjakan, termasuk di bulan Maret 2022 yang bertepatan dengan bulan Sya'ban 1443 H.
Di bulan Maret 2022, puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada tanggal 16, 17, dan 18 Maret, yang mana pelaksanaan hari pertama dimulai pada hari Rabu.
Selengkapnya, berikut Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Bulan Jumadil Akhir 1443 H
1. Puasa Ayyamul Bidh 13 Sya'ban 1443 H/Rabu, 16 Maret 2022
2. Puasa Ayyamul Bidh 14 Sya'ban 1443 H/Kamis, 17 Maret 2022
3. Puasa Ayyamul Bidh 15 Sya'ban 1443 H/Jumat, 18 Maret 2022
Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan Ayyamul Bidh bisa digabung dengan puasa lain.
Hal ini dijelaskan oleh ustaz Adi Hidayat dalam video yang diunggah Chanel Indo Singkat Official.
Ustadz Adi Hidayat menjawab pertanyaan terkait menggabungkan niat puasa sunnah.
Ia menjelaskan jika ada ulama yang membolehkan untuk menggabungkan dua amalan menjadi satu.
Namun ada juga yang memisahkan (2 hal tersebut) lantaran satu niat untuk satu amalan.
"Tapi ingat, ketika Anda berpindah dari amalan yang lebih tinggi, maka amalan rendah itu akan ikut pahalannya. Misal amalan rendah itu yang setiap saat dilakukan, contoh Senin Kamis. Begitu Anda puasa Senin Kamis Anda mendapati puasa Syawal misalnya, berkaitan puasa Seninnya Anda niatkan Syawalnya, Seninnya otomatis dituliskan pahalanya. Karena Anda kebiasaan melakukan itu" jelas pria 36 tahun tersebut.
"Rumusnya pindahkan amalan yang rendah ke yang tinggi, begitu megerjakan yang tinggi di satu yang bersamaan, maka amalan yang biasanya yang rendah, sudah dituliskan pahalanya." tambahnya.
Ustaz Adi Hidayat menegaskan jika cukup 1 niat untuk amalan yang dinilai lebih tinggi (yang lebih jarang dilakukan).
"Anda tidak usah menyatukan dua niat bersamaan, kalau ibu sudah terbiasa puasa Senin Kamis, kemudian puasa Syawal di hari itu, puasanya diberikan seketika."
'Yang paling hebat Anda biasa puasa Ayyamul Bidh, puasa Senin Kamis, tiba-tiba puasa Syawalnya dikerjakan di hari itu, itu tiga puasa dituliskan seketika." pungkasnya.
Bacaan niat puasa Ayyamul Bidh
َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunah karena Allah ta’ala.”
Anjuran puasa Ayyamul Bidh sebagaimana dijelaskan berdasarkan dalil hadis sahih.
Diriwiyatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178).
Hadis ini juga disampaikan HR Bukhari.
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).
Tata cara puasa Ayyamul Bidh
Sama seperti pelaksanaan puasa sunah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh dilakukan sebelum fajar terbit.
Namun boleh dilakukan setelah terbit fajar asalkan belum makan, minum atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Melaksanakan puasa Ayyamul Bidh bagi seorang istri maka meminta izin terlebih dahulu kepada suami.
Selain itu melaksanakan puasa Ayyamul Bidh juga dianjurkan ketika tidak sedang bepergian maupun sedang bepergian.
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Hukum Niat Puasa Nisfu Syaban Digabung Ayyamul Bidh, Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat