Di wilayah tengah juga serupa, usulan kenaikan pemotongan ternak sapi dan kerbau pada meugang puasa tahun ini meningkat.
Pada tahun lalu sapinya 260 ekor dan kerbau 403 ekor. Tahun ini sapinya 877 ekor dan kerbaunya 826 ekor.
Jadi, kata Rahmandi, hampir di semua daerah, usulan pemotongan ternak sapi dan kerbaunya untuk penyediaan penjualan daging meugang puasa naik, bila dibandingkan dari kondisi tahun lalu.
Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang akan membeli daging sapi dan kerbau pada meugang puasa nanti dari berbgai jenis penyakit menular pada sapi dan kerbau, kata Kadisnak Aceh itu
Pihaknya telah menurunkan tim pengawasan kesehatan ternak potong untuk pengawasan pemotongan ternak sapi dan kerbau, ke daerah-daerah yang dinilai masih rawan ada penyakit menular ternak di daerah tersebut.
Penurunan Tim Pengawasan Kesehatan Ternak Potong, kata Rahmandi, sudah merupakan tugas rutin tahunan Dirjen Peternkan Distan, bersama Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten/Kota, setiap menjelang satu minggu lagi mau masuk hari meugang puasa dan lebarana Idhul Fitri, menurunkan Tim Pengawas Kesehatan Ternak Potongnya ke daerah, untuk mengawasi ternak yang sakit, jangan dipotong. Kalua sudah terlanjur di potong, dagingnya diperiksa terlebih dahulu.
Setelah dinyatakan higenis dan bebas dari virus penyakit sapi dan kerbau, baru dagingnya boleh dijual kepada masyarakat.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, kata Rahmandi, pihaknya ada mendapat laporan dari sejumlah peternak sapi di beberpa daerah, sapi dan kerbaunya mengalami penyakit kulit bentol-bentol. Diduga terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD).
Hasil pengamatan petugas pengawas kesehatan hewan di daerah, kata Rahmandi, Virus LSD itu, menularkan bibit virusnya ke ternak sapi dan kerbau, yang sudah terpapar LSD, melalui lalat dan nyamuk.
Untuk itu, kata Rahmandi, Disnak Aceh perlu menurunkan Tim Pengawasan Kesehatan Hewan Ternak Potong nya ke daerah.
Tujuannya jika ada sapi dan kerbau yang kulitnya mengalami bentol-bentol, perlu dilakukan pengujian darah terhdap sapi tersebut, apakah sudah terserang virus LSD atau tidak.
Kalau tidak, silahkan sapi dan kerbaunya dipotong, kemudian dagingnya dijual kepada masyarakat.
Kepada peternak dan pedagang daging harian di Pasar Daging, yang akan memotong sapi, kerbau dan dagingnya untuk dijual pada hari meugang puasa nanti.
Diimbau sapi dan kerbaunya, sebelum dipotong, diperiksakan dulu ke dokter hewan atau mantri kesehatan hewan di Desa dan Gampongnya. Setelah dokter hewan atau Menteri kesehatan hewan menyatakan, sapi dan kerbaunya sehat, silahkan sapi dan kerbaunya di potong.
“ Hal ini dimaksudkan, untuk mencegah masuknya virus LSD itu ke dalam tubuh manusia, yang memakan daging sapi yang sudah terpapar virus LSD, kita perlu mewaspadai hal itu, ”ujar Rahmandi.
Selain itu, kata Rahmandi, kepada peternak sapi dan kerbau, maupun pedagang daging harian di Pasar Daging, untuk tidak memotong sapi dan kerbau betina yang masih produktif, atau masih bisa mengandung dan melahirkan anak.
“ Kecuali, sapi dan kerbau betinanya sudah tidak produktif lagi, silahkan kalaa ingin dipotong, pada meugang puasa tahun ini.(*)