LHOKSEUMAWE – Muslim Syamsuddin ST MAP terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai SIRA Periode 2022-2027 dalam Kongres II, Senin (28/3/2022).
Ia menggantikan mantan Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar.
Sementara Nazar terpilih menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai (MPT).
Seperti diketahui, Muslim adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Aceh Utara.
Selain itu, ia juga anggota DPR Aceh periode 2019-2024 dari daerah pemilihan Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Kongres itu diadakan pada Minggu (27/3/2022) yang diawali dengan pembahasan tata tertib (tatib).
Kemudian, pada hari kedua diadakan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), diantaranya perubahan lambang dan logo.
Setelah itu, dilanjutkan dengan pemilihan.
“Kongres ini diikuti pengurus DPW dari 22 kabupaten/kota di Aceh dan juga dari Pengurus Dewan Pimpinan Cabang,” ujar Mantan Sekretaris Jenderal DPP SIRA, Muhammad Daud kepada Serambi, kemarin.
Baca juga: Partai SIRA Tetapkan Nama Calon Gubernur Aceh Tahun 2024 dalam Kongres II
Baca juga: Kongres Partai SIRA Tetapkan Muslim Jadi Ketua Baru, Muhammad Nazar Sepakat Diusung Sebagai Cagub
Sebelum pemilihan tersebut sempat muncul beberapa nama yang akan maju dalam pemilihan tersebut.
Namun, dalam musyawarah sebelum pemilihan, pengurus DPW sepakat untuk mendukung Muslim Syamsuddin sebagai Ketua DPP SIRA ke depan.
Sehingga ketika proses pemilihan pimpinan sidang langsung menetapkannya.
Dalam kongres tersebut Ketua MTP SIRA, Muhammad Nazar siap untuk maju sebagai calon Gubernur Aceh dalam pemilu yang akan datang.
“Ini adalah kesepakatan Partai SIRA dalam memaikan peranan demokrasi dalam rangka melakukan perubahan di Aceh,” ujar Muhammad Nazar.
Namun, yang paling penting bagi Partai SIRA, meskipun ada tidaknya kader partai menjadi kepala daerah di tingkat kabupaten/kota dan Aceh, tetap berkomitmen untuk mengawal pembangunan di Aceh.
“Siapa pun ke depan yang jadi Gubernur, Bupati atau Walikota tidak boleh ada yang nakal terhadap rakyat,” ujar Nazar.
Karena, pemimpin nakal kendati anggaranya besar tapi kinerjanya akan melanggar aturan dan peruntukan anggarannya tidak bermanfaat seperti dana otonomi khusus.
Padahal, kata Nazar, dana otonomi khusus tersebut diberikan karena kompromi antara pemerintah pusat dengan daerah karena adanya perang.
“Karena itu, partai SIRA tidak hanya bicara kekuasaan DPRK, DPRA, Bupati dan Gubernur.
Tapi, kami sebagai aktivis dari dulu, ya harus tetap mengawal secara politik dan moral pembangunan di Aceh.
Soal saya didorong sebagai calon Gubernur akan kita lihat bagaimana game di tingkat pusat,” pungkas Muhammad Nazar.
Penyusunan Tim Formatur
Sementara Ketua Umum DPP SIRA, Muslim Syamsuddin MAP kepada Serambi, menyebutkan, dirinya menyampaikan terimakasih kepada semua kader partai yang sudah mempercayakan dirinya sebagai Ketua Umum.
“Di luar kongres tadi juga sudah dibentuk tim formatur yang akan menyusun pengurus untuk DPP dan MTP,” ujar Muslim.
Tim tersebut terdiri berjumlah tujuh orang yang terdiri Muhammad Daud (Mantan Sekjend SIRA), Safaruddin SH, mantan Wakil Ketua I, Fuji Astuti (Wakil Ketua DPRK Nagan Raya), Muhammad Yusuf (Ketua DPW Kota Banda Aceh), Asmadi (Ketua DPW Simeulu), Abdullah (Sekretaris SIRA Aceh Utara), dan Ketua DPP dan MTP. (jaf)
Baca juga: Muslim Ditetapkan Jadi Ketua Umum DPP Partai SIRA, Ini Jabatan Muhammad Nazar Sekarang
Baca juga: Pengusaha Muda Jabat Ketua DPW Partai SIRA Lhokseumawe