BANDA ACEH - Aceh Besar kembali mengaungkan hasrat untuk menjadi juara umum Pekan Olahraga Aceh (PORA) 2022 di Pidie.
Target tinggi tersebut menyusul keberhasilan mereka meloloskan 521 atlet pada pesta empat tahunan itu.
Keinginan untuk mempertahankan gelar di arena PORA setelah salah satu poin rekomendasi dari Rapat Kerja (Raker) KONI dengan Pengcab.
Kegiatan raker dilaksanakan di Aula Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Aceh) di Gampong Niron, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar, Selasa (29/3/2022) sore.
“Alhamdulillah, salah satu poin dari rekomendasi raker hari ini, KONI bersama Pengcab akan berusaha keras untuk mempertahankan gelar juara umum PORA 2022 di Pidie,” ungkap Ketua KONI Aceh Besar, Muhibuddin Ibrahim kepada Serambi, Selasa petang.
Seperti diketahui, Aceh Besar mencatat sejarah untuk pertama kalinya ketika merebut juara umum PORA XIII di Kota Jantho pada November 2018 lalu.
Kepastian itu setelah tuan rumah mendulang 125 medali emas, 64 perak, dan 80 perunggu.
Sumber medali emas yang mengantar Aceh Besar ke tangga juara umum dari cabang olahraga renang, atletik, kempo, tinju, dayung, tarung derajat, dan panahan.
Kini, cabang tersebut kembali diharapkan menjadi lumbung emas bagi Aceh Besar.
Baca juga: Disparpora Pidie Yakin Jadwal Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIV tak Bergeser, Tunggu Dana Rp 90 M Cair
Baca juga: Hasil Keputusan Raker KONI Aceh, Kabupaten Aceh Jaya Tuan Rumah PORA 2026
Adapun pimpinan sidang dalam raker itu Muhibuddin Ibrahim (Ketua KONI), Zainal Abidin (Sekum), Muzakir (Perbakin), Firman (PASI), Ifwadi SPd MPd, dan Wakil Sekretaris II Bidang Pembinaan Prestasi KONI Aceh, Dr Mansur MKes.
Kecuali itu, peserta juga merekomendasikan supaya KONI Aceh Besar untuk mendatang ahli olahraga guna memberikan pelatihan, dan penataran bagi pelatih.
Hal itu agar pelatih lokal bisa memberikan metode atau program demi peningkatan prestasi atlet, khususnya di arena PORA 2022 di Pidie.
“Peserta raker meminta KONI agar memaksimalkan fungsi dari tim monev.
Di mana keberadaan mereka untuk membimbing pelatih sekaligus mencari kekurangan atlet.
Sehingga, dengan demikian dalam waktu tersisa bisa memperbaiki kekurangan atlet,” ungkap Muhibuddin.