Lokasi jalan yang terendam berada di wilayah Desa Panglima Sahman dengan kedalaman sepinggang orang dewasa atau berkisar 80-100 centi meter.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Banjir akibat luapan Sungai Souraya kembali melanda Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.
Informasi dihimpun Serambinews.com, Minggu (24/4/2022), banjir merendam sekitar 500 meter badan jalan provinsi Kota Subulussalam-Krueng Luas, Trumon Timur, Aceh Selatan.
Jarkasi, warga Kecamatan Rundeng kepada Serambinews.com mengatakan banjir mulai naik dan merendam badan jalan di sana, Rabu (20/4/2022).
Lokasi jalan yang terendam berada di wilayah Desa Panglima Sahman dengan kedalaman sepinggang orang dewasa atau berkisar 80-100 centi meter.
Akibatnya arus lalu lintas di kawasan itu terganggu karena warga pengguna kendaraan roda dyar dan tiga kesulitan melintas.
Kendaraan roda empat berbodi kecil juga tidak dapat menerobos banjir tersebut.
Baca juga: Lagi, Banjir Landa Subulussalam, Belasan Desa Terendam Terdampak Luapan Sungai Souraya
"Banjir ini sudah berlangsung sejak Rabu lalu dan belum surut-surut. Kasihan warga akses jalan terganggu," kata Jarkasi.
Jarkasi menjelaskan bahwa Desa Panglima Sahman yang berada di Kecamatan Rundeng dekat dengan Sungai Souraya.
Desa ini salah satu lokasi langganan banjir saat musim hujan.
Dampak paling menggangu karena ada 500 meter badan jalan menjadi sasaran genangan banjir hingga berhari-hari dan kedalamannya mencapai seratusan centimeter.
Padahal, selain menjadi akses bagi 12 desa di Rundeng menuju kecamatan atau Kota Subulussalam, jalan terkait juga penghubung ke Kabupaten Aceh Selatan.
Jarkasi menambahkan bagi pengendara roda dua dan tiga yang nekat menerobos genangan banjir menyebabkan mesin mati atau kendaraannya mogok.
Baca juga: Avanza Terjun ke Sungai, Tiga Orang Meninggal
Selama banjir, lanjut Jarkasi, warga pun mengandalkan transportasi tambahan yakni rakit.
Kondisi ini membuat warga harus mengeluarkan kocek tambahan sebesar Rp 10.000 ongkos rakit per orang sekali melintas.
Sementara untuk sepeda motor dipatok Rp 20.000 per unit sekali jalan via rakit.
Kondisi ini tentunya memberatkan masyarakat belasan desa di Kecamatan Rundeng yang umumnya berekonomi lemah.
Mereka harus mengeluarkan biaya tambahan padahal saat ini kondisi ekonomi warga di aliran sungai masih memprihatinkan.
Atas kondisi ini warga berharap adanya upaya pemerintah untuk mencari solusi mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan tersebut.
Warga mengharapkan jangan sampai kondisi bencana banjir yang sering menimpa mereka sekadar bahan tontonan.
Pemerintah diminta meninggikan badan jalan sekitar Desa Panglima Sahman agar setidaknya transportasi tidak terganggu.
"Kalau rumah warga mungkin butuh waktu jangka panjang, setidaknya badan jalan ini dulu ditinggikan agar tidak sering terendam banjir karena sangat mengganggu dan membuat masyarakat kesulitan," pinta Jarkasi. (*)