Tgk Zulkhairi Ajak Umat untuk Bersemangat Meningkatkan Ibadah di Fase Akhir Ramadhan
SERASMBINEWS.COM - Rasulullah SAW dalam sebuah hadis membagi Bulan Ramadhan ke dalam tiga fase.
Sepuluh awal pertama sebagai fase rahmat. Sepuluh kedua ramadhan sebagai fase maghfirah (pengampunan). Dan sepuluh akhir sebagai fase ‘itqumminannar (pembebasan dari api neraka).
“Siapa yang lulus dalam seleksi di tiga fase atau babak ini maka akan meraih gelar taqwa dan lepas dari api neraka,” kata Mudir Ma’had Aly Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara dan juga akademisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Tgk T Zulkhairi.
Maka, katanya, setelah Ramadhan berakhir datanglah hari raya Idul Fitri, hari dimana orang-orang yang sukses di ketiga babak di bulan ramadhan akan menjadi fitrah (suci) kembali jika dosanya telah diampuni oleh Allah Swt.
Baca juga: Apakah Batal Puasa Jika Mimpi Basah, Keluar Mani, Mazhi dan Wadi? Ini Penjelasan Tgk Bustamam
“Maka pada momen Idul Fitri umat Islam saling mengucakan ‘Taqabbalallahu minna wa Minkum’, yang berarti ‘Mudah-mudahan Allah menerima (amal ibadah) kita dan kalian’,” terang Tgk Zulkhairi.
Saat ini, umat Islam sedang berada di fase yang paling menentukan apakah kita akan meraih ampunan.
“Sebagai sesama muslim kita mesti saling mengingatkan, saling mendukung dan mendo’akan. Bahwa kita semua pasti berharap dibebaskan dari api neraka.Pada babak akhir ramadhan ini, kita diminta untuk betul-betul maksimal dalam beribadah,” terangnya.
Pada malam 10 terakhir Ramadhan, Allah sediakan bagi kita satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam kemuliaan (Lailatul Qadr).
“Jika kita melalui malam tersebut dengan ibadah, maka ibadah kita di satu malam nilainya di hadapan Allah akan lebih baik dari beribadah seribu bulan,” kata Sekjen Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh ini.
Oleh sebab itu, Rasulullah Saw dan para sahabatnya semakin meningkatkan intensitas ibadahnya saat memasuki fase akhir ramadhan ini.
Baca juga: Selama Ramadhan 2022 Stok Darah di PMI Kota Banda Aceh Stabil
Mereka betul-betul memaksimalkan hari-hari akhir ramadhan. Dalam sebuah hadis yang diriwayat oleh Saidah ‘Aisyah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhairi, dijelaskan bahwa;
“Tatkala memasuki sepuluh akhir ramadhan, Nabi Muhammad Saw fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah”.
Dalam hadis yang lain dari Saidah ‘Aisyah, beliau berkata bahwa:
"Dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila telah masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya."
“Jadi, Rasulullah yang dijamin masuk syurga begitu fokus mengejar keutamaan Ramadhan dan semakin fokus di akhir Ramadhan. Padahal beliau dijamin masuk syurga oleh Allah Swt,” terang Tgk Zulkhairi.
Lantas bagaimana dengan kita?
Sudah menjadi fenomena umum bahwa di Aceh jama’ah shalat tarawih di bulan ramadhan semakin hari semakin berangsur-angsur menyusut. Dan akan semakin menyusut di babak akhir ramadhan, yaitu di 10 hari terakhir.
Bertambah aneh karena di satu sisi shaf shalat tarawih di masjid semakin menyusut, namun warung-warung kopi semakin ramai di jam shalat tarawih.
Jika beberapa malam awal ramadhan warung-warung kopi pada tutup penuh pada jam tarawih, namun jelang babak kedua ramadhan sudah mulai orang-orang ramai di dalam meskipun pintu warung kopi terlihat tutup dari luar tutup.
Baca juga: Lima Perbuatan Dapat Menghilangkan Amalan Puasa, Simak Penjelasan Ketua STAI Tgk Chik Pante Kulu
Dan di akhir ramadhan warung-warung kopi semakin banyak dengan pengunjung pada jam dimana di masjid orang sedang shalat tarawih.
“Saya ingin mengajak kita semuanya untuk menyadari bahwa kita semua bukanlah orang yang suci. Jangan kita mengira kita tidak punya dosa sehingga tidak merasa perlu untuk memanfaatkan peluang pengampunan dari Allah Swt,” terang Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pergunu Aceh ini.
Semua dari kita, kata Tgk Zulkhairi, butuh ampunan dari Allah dan dimana Allah sangat menyukai orang-orang yang meminta ampun kepadaNya dengan penuh rendah diri.
“Bahwa sesungguhnya di dalam ramadhan terdapat peluang pengampunan yang sangat besar bagi kita semuanya. Terkhusus lagi di 10 ramadhan ini terdapat sebuah momentum besar dimana Alquran diturunkan di malam yang disebut “Lailatul Qadar” katanya.
Oleh sebab itu menghidupkan 10 akhir Ramadhan bagi umat Islam semestinya adalah suatu keniscayaan.
“Pertama karena kita perlu berjuang meraih keberkahan di malam Qadar. Dan yang kedua, karena turunnya Alquran di malam tersebut adalah peristiwa paling penting bagi kita umat Islam,” jelasnya.
Agar bisa maksimal di 10 akhir Ramadhan ini, Islam mengajarkan kita untuk melakukan i’tikaf atau berdiam diri di masjid. Tujuannya agar kita betul-betul fokus di akhir Ramadhan ini.
Selain i’tikaf dan shalat malam, juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran.
“Kalau di akhir Ramadhan yang merupakan memon diturunkannya Alquran kita tidak mendekat dengan Alquran, maka kapan lagi kita akan mendekat dengan kitab suci kita ini,” tanya Tgk Zulkhairi. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS