Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Kantor Kementerian Agama Aceh Barat Daya (Kemenag Abdya) bersama Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) setempat bersama sejumlah pihak terkait menganjurkan pembayaran zakat fitrah Ramadhan 1443 Hijrah menggunakan makan pokok atau beras.
“Iya, kita menganjurkan pembayaran zakat fitrah tahun 1443 Hijriah atau 2022, menggunakan beras,” ujar Plt Kankemenag Abdya, Khairul Huda SHi saat dikonfirmasi Serambinews.com, Rabu (27/4/2022).
Hal itu, katanya, berdasarkan hasil rapat dengan MPU, Dinas Syariat Islam dan Dayah, Baitul Mal, Mahkamah Syar’iyah dan Disperindagkop pada 18 April 2022 di kantor Kemenag Abdya, menganjurkan masyarakat membayar zakat dalam bentuk makanan pokok atau menggunakan beras.
“Jadi dalam surat edaran yang ditandatangani sejumlah itu, zakat fitrah yang ditunaikan dalam bentuk makanan atau beras sejumlah 1 sha’ atau 2,8 kilogram setiap jiwa,” katanya.
Baca juga: Berikut, 8 Orang Berhak Menerima Zakat Fitrah, Lengkap dengan Bacaan Niat Zakat Fitrah
Namun, Khairul Huda enggan berkomentar saat ditanya berapa besaran zakat fitrah jika ditunaikan dalam bentuk uang.
“Hana (tidak ada) dek, dianjurkan pakek beras,” tegasnya.
Padahal, pada ramadhan sebelumnya Kemenag Abdya bersama MPU dan sejumlah pihak lainnya membolehkan menunaikan zakat fitrah menggunakan uang.
Hanya saja, untuk pembayaran zakat fitrah menggunakan uang, maka dihitung berdasarkan harga kurma, atau anggur kering atau harga gandum, hal itu berdasarkan mazhab Hanafi, dengan besaran yaitu 3,8 kilo.
Baca juga: Orang yang Wajib Bayar Zakat Fitrah, Apa Termasuk Bayi Baru Lahir? Ini Penjelasan UAS dan Buya Yahya
Jadi, kalau golongan I maka besaran bayarannya berpatokan harga kurma sukari atau kelas medium, besaran bayar zakat fitrahnya Rp 228.000 per jiwa, sementara untuk golongan II, maka bayar zakat fitrah Rp 114.000 per jiwa itu setara 3,8 kilo kurma curah.
“Bukan tidak boleh, jangan salah-salah, tapi kita menganjurkan menggunakan beras. Sesuai dengan edaran bersama, kita tunaikan zakat dalam bentuk makanan pokok beras,” pungkasnya. (*)