Luar Negeri

Mengerikan! Kim Jong-Un Perintahkan Hukuman Mati Bagi yang Menentangnya, Lempar ke Tangki Piranha

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kim Jong-un dikelilingi perempuan - Memang Terdengar Gila, Kim Jong Un Punya 2 Ribu Wanita Simpanan, Syarat Cantik dan Tinggi 1.65 Meter

SERAMBINEWS.COM, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un,  dikenal kerap memerintahkan hukuman mati mengerikan kepada pihak yang menentangnya.

Salah satu eksekusi mati yang paling mengerikan adalah melemparkan penentangnya ke tangki piranha.

Sedangkan metode lainnya adalah melakukan eksekusi dengan meledakkan tahanan dengan senjata anti tank.

Selain itu menggantung dan membakar tahanan dengan penyembur api.

Dikutip dari Daily Star, Kim Jong-un dilaporkan memiliki tangki ikan besar yang dibangun di Ryongsong, salah satu istana kepresidenan Korea Utara.

Menurut laporan, lengan dan dada korban dibelah dengan pisau, sebelum kemudian dilemparkan ke tangka berisi ratusan piranha yang didatangkan dari Brasil.

Sejumlah pengamat mengungkapkan,  Kim Jong-un memiliki ide ini dari metode eksekusi menggunakan piranha dari film James Bond, The Spy Who Love Me.

Pada film 007 itu, penjahat Karl Stromberg membunuh musuhnya dengan melemparkan mereka ke akuarium penuh hiu.

Baca juga: VIDEO Diambang Kelaparan, Kim Jong Un Suruh Pekerja Kantoran di Korea Utara Jadi Petani

Baca juga: Korea Utara Diambang Kelaparan, Kim Jong Un Suruh Pekerja Kantoran Bantu Petani

Dilaporkan setidaknya ada 16 pembantu senior Korea Utara yang menjadi korban hukuman mati itu, termasuk kepala militernya, juga duta besar untuk Kuba dan Malaysia.

Ratusan warga sipil Korea Utara juga dilaporkan telah terbunuh dengan hukuman mati itu.

Dieksekusi dengan penyembur api juga menjadi salah satu hukuman mengerikan yang dilakukan Kim Jong-un.

Salah satu korbannya adalah Wakil Menteri Kementerian Keamanan Publik, O Sang-hon, yang dilaporkan dieksekusi dengan cara tersebut pada 2014 lalu.

O Sang-hon merupakan salah satu korban pembersihan politik pada 2014.

O Sang-hon dieksekusi karena peranannya sebagai pendukung paman Kim Jong-un, Jang Song-thaek.

Jang Song-thaek, yang di era Kim Jong-il disebut sebagai pemimpin kedua Korea Utara, dieksekusi pada 2014 karena dituduh berusaha menggulingkan rezim komunis lewat kudeta militer.

O Sang-hon dan 10 pejabat tinggi lainnya dieksekusi oleh Kim Jong-sun karena terlibat dalam hal itu.

Pada Februari 2021, Kim Jong-un juga dilaporkan mengeksekusi mati konduktor paduan suara, yang ditembak 90 kali di depan anggotanya.

Sedangkan pada Desember lalu, sang dictator juga dilaporkan menghukum mati tujuh orang yang menyaksikan K-Pop.

 

Kim Jong Un Larang Rakyat Korea Utara Tertawa dan Gembira 11 Hari, Ini Alasannya

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un melarang rakyat Korea Utara tertawa dan bergembira selama 11 hari.

Hal itu dilakukan untuk memperingati hari kematian ayahnya, Kim Jong-il yang ke-10 tahun.

Kim Jong-il merupakan generasi kedua pemimpin Korea Utara.

Ia menjadi penerus generasi pertama, sekaligus pendiri Korea Utara, Kim Il-sung pada 1994.

Kim Jong-il memerintah Korea Utara hingga kematiannya pada 2011, dan kemudian diteruskan oleh putranya Kim Jong-un.

Masa kekuasaan Kim Jong-il diwarnai salah satu periode tergelap sepanjang sejarah negara tertutup itu, yaitu bencana kelaparan 1994-1998, yang membunuh jutaan orang.

Meski setiap tahun hari peringatan kematian Kim Il-sung dan Kim jong-il selalu dilakukan, namun durasinya berbeda.

Untuk Kim Il-Sung hari peringatannya dilaksanakan selama sepekan, sedangkan Kim Jong-il lebih lama, karena kematiannya merupakan yang terdekat.

Biasanya hari peringatan berkabung dilakukan selama 10 hari, tetapi untuk Kim Jong-il tahun ini lebih lama karena merupakan peringatan 10 tahun.

Warga dilarang menunjukkan apa pun selain berkabung di hadapan publik, sedangkan negara mengingat kehidupan dan pencapaiannya.

“Selama periode berkabung, kami tak boleh meminum alkohol, tertawa atau menunjukkan aktivitas bergembira,” ujar warga dari Kota Sinuiju, yang berbatasan dengan China kepada Radio Free Asia.

Sumber itu juga mengatakan bahwa belanja bahan makanan juga dilarang selama hari peringatan kematian itu.

“Dulu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung, dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis,” ujarnya.

“Mereka dibawa pergi dan sejak itu tak pernah terlihat lagi,” kata sumber tersebut.

Ia bahkan mengatakan jika ada anggota keluarga yang meninggal selama masa berkabung, mereka tak diperbolehkan menangis dengan keras.

Orang yang ulang tahun selama masa berkabung juga tidak boleh merayakannya.

Polisi dikabarkan dikerahkan untuk mengawasi warga yang gagal untuk terlihat berduka dengan semestinya.

“Mulai hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung bersama,” ujar sumber lainnya yang meminta anonimitas.

“Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” ujarnya.

Baca juga: Bolehkah Puasa Syawal tapi Belum Bayar Utang Puasa Ramadhan? Simak Penjelasannya

Baca juga: Gerobak Jajajan Pedagang Kaki Lima Terbakar, 6 Orang Alami Luka Bakar

Baca juga: Situs Sejarah Ceruk Mendale Takengon Ditutup, Ini Kata Pemerhati Sejarah

 

( Kompastv )

Berita Terkini