Berita Luar Negeri

Tak Peduli Sanksi Barat, China Beli Minyak Rusia, Tambah Impor Dengan Harga Diskon

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022.

SERAMBINEWS.COM - Serangan Rusia terhadap Ukraina menimbulkan permasalahan internasional yang cukup alot.

Negara-negara barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Salah satunya menghentikan pembelian minyak dari Rusia.

Hanya saja sejumlah negara seperti China dan India mengabaikan sanksi Barat.

Mereka membutuhkan minyak untuk mencukupi energi dalam negeri.

China diam-diam meningkatkan pembelian minyak dari Rusia setelah dapat harga murah.

Rusia menjual minyak dengan harga diskon untuk mengisi kekosongan pembeli setelah ditinggalkan negara barat.

Rusia mendapat sanksi dari negara barat pasca invansinya ke Ukraina pada Februari 2022 lalu. Salah satunya menghentikan pembelian minyak dari Rusia. 

Peningkatan pembelian China dilakukan hanya berselang satu bulan setelah mereka mengurangi pembelian minyak dari Rusia.

Baca juga: Mampu Butakan Satelit, Senjata Laser Rusia Dikerahkan Untuk Bakar Drone Ukraina

Pengurangan sebelumnya dilakukan karena importir minya terbesar dunia itu takut terlihat mendukung Putin dan berpotensi kena imbas dapat sanksi dari negara barat. 

Berdasarkan perkiraan Votexa Analytixs, impor minyak Rusia lintas laut China melonjak mendekati rekor 1,1 juta barer per hari (bph) pada Mei.

Angka tersebut meningkat dari 750.000 bph pada kuartal I 2022 dan 800.000 bph pada 2021. 

Berdasarkan laporan pialang kapal dan lima pedagang yang ditelusuri Reuters, Unipec, unit perdagangan kilang minyak terkemuka Sinopec Corp, bersama Zhnehua Oil memimpin operasi pembelian tersebut.

Dari data itu, Livna Shipping muncul sebagai pengirim utama minya dari Rusia ke China. 

Saat dikonfirmasi, Sinopec, Zhnehua, dan Livna  tidak bersedia berkomentar. Perusahaan-perusahaan tersebut mengisi lubang yang ditinggalkan pembeli barat.

Amerika Serikat (AS), Inggris dan beberapa pembeli utama minyak lainnya melarang impor minyak Rusia tak lama setelah invansi Putin ke Ukraina. 

Uni Eropa sedang menyelesaikan putaran sanksi lebih lanjut, termasuk larangan pembelian minyak Rusia.

Banyak penyulingan Eropa telah berhenti membeli dari Rusia karena takut melanggar sanksi atau menarik sentimen negatif.

Vitol dan Trafigura, dua pedagang komoditas minyak terbesar dunia, menghentikan pembelian dari Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia, menjelang aturan UE yang mulai berlaku pada 15 Mei.

Kecuali, pembelian sangat diperlukan untuk mengamankan kebutuhan energi Uni Eropa. 

“Situasi mulai berubah drastis setelah keluarnya Vitol dan Trafigura yang menciptakan kekosongan, yang hanya bisa diisi oleh perusahaan yang dapat memberikan nilai dan dipercaya oleh rekan-rekan Rusia mereka," kata salah satu pedagang minyak China yang tidak bersedia disebut namanya kepada Reuters, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Negara Ini Jadi Target Rusia Selanjutnya, Inggris Kirim Senjata Modern Standar NATO

Rusia menjual minyak ke China lebih murah US$ 29 per barel dibanding dengan harga perdagangan spot.

Menurut para pedagang, itu merupakan keuntungan bagi perusahaan penyulingan China karena saat ini tengah menghadapi penyusuan margin di tengah perlambatan ekonomi.

Harga itu lebih bersaing dari minyak yang dijual negara Timur Tengah, Afrika, Eropa dan AS. 

China secara terpisah menerima sekitar 800.000 barel per hari minyak Rusia melalui pipa di bawah kesepakatan pemerintah.

Itu akan membawa impor pada Mei menjadi hampir 2 juta barel per hari, 15 % dari keseluruhan permintaan China.

Bagi Rusia, penjualan minyak membantu meredam pukulan terhadap ekonominya dari sanksi.

Perusahaan-perusahaan milik Cina yang dipimpin oleh Sinopec dan Zhenhua, akan membeli dua pertiga dari campuran ESPO (pipa minyak Siberia Timur-Samudra Pasifik) milik Rusia pada Mei.

Jumlah ini naik dari hanya sepertiga sebelum invasi ke Ukraina. Para pedagang yang memantau arus dengan cermat mengatakan bahwa Rusia mengekspor sekitar 24 juta barel pada Mei, 6 % lebih tinggi dari April.

Sinopec kemungkinan akan membeli setidaknya 10 kargo ESPO pada Mei. Jumlah ini diperkirakan dua kali lipat dari volume sebelum invasi.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram, Senin (23/5/2022)

Beberapa transaksi mencapai rekor diskon US$ 20 per barel di bawah patokan minyak mentah Dubai berdasarkan FOB Kozmino. 

Sinopec, Zhenhua dan Livna lebih banyak mendatangkan minyak dari pelabuhan Laut Baltik Rusia di Eropa barat laut dan Pusat Ekspor Minyak Rusia di pelabuhan minyak Kozmino, Vladivostok.

Zhenhua, pedagang minyak China milik negara terkecil, telah menyewa kapal untuk memindahkan minyak Rusia, menurut data pengiriman dan pedagang yang mengetahui masalah tersebut.

North Petroleum International Co, sebuah unit Zhenhua, memuat dua pengiriman ESPO pada awal Mei, dan dua kargo Ural lainnya dari pelabuhan Laut Baltik Ust-Luga pada akhir April dan pertengahan Mei, menurut data dari Refinitiv dan Vortexa, sebuah laporan pialang kapal dan pedagang.

Norinco, salah satu kontraktor pertahanan terbesar di dunia, bercabang menjadi minyak lebih dari dua dekade lalu, memenangkan konsesi untuk memproduksi minyak di Irak pada 1990-an.

Kendaraan perdagangannya Zhenhua baru-baru ini berkembang menjadi investasi dan perdagangan terminal gas. Baca selengkapnya

Zhenhua telah membeli sebagian pasokan minyak Rusia melalui Paramount Energy yang berbasis di Swiss, seorang pedagang yang mengkhususkan diri dalam pemasaran minyak dari produsen independen Rusia dan Kazakhstan ke sebagian besar pengguna akhir swasta, kata dua pedagang yang mengetahui masalah tersebut.

Baca juga: Manchester City Juara Liga Inggris 2021-2022, Menang Dramatis Setelah Tertinggal 0-2

Sebagai pemasar reguler ESPO ke penyulingan independen China sejak 2016, Paramount Energy memperluas bisnisnya di China dengan meningkatkan penjualan ke Zhenhua setelah mendirikan kantor di Beijing pada 2020, kata eksekutif perdagangan.

Menanggapi pertanyaan Reuters, Paramount Energy tidak membahas perdagangan yang dilakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Livna, yang sebelumnya tidak menjadi pemain utama dalam membawa minyak Rusia ke Asia, sejak akhir April memuat lebih dari 7 juta barel minyak mentah Ural Rusia dan ESPO menuju China, menurut data pelacakan kapal dari Vortexa dan Refinitiv.

Sebelumnya merupakan pengirim reguler Ural kelas ekspor Rusia yang berfokus pada Eropa di Eropa, Livna mulai mengirim minyak Rusia ke provinsi Shandong, pusat penyulingan independen China, pada awal 2020, menurut data pengiriman.

Sejauh ini di bulan Mei, Livna telah memuat delapan kargo, atau hampir 6 juta barel minyak ESPO, yang ditujukan ke China, naik dari satu atau dua kargo setiap bulan di awal tahun ini, data pengiriman menunjukkan.

Livna juga memuat setidaknya dua pengiriman Ural dari pelabuhan Baltik pada Mei untuk pengiriman ke China.

Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XXIV) - Salahkah Putin Menuduh Barat Salah?

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul China Diam-diam Tambah Impor Minyak dari Rusia Setelah Dapat Diskon Besar

Berita Terkini