Berita Banda Aceh

Ketua DPRA Jamu Abu Sofyan Arongan, Pon Yaya: Mungkin Selama Ini Aceh Jauh dengan Ulama

Penulis: Masrizal Bin Zairi
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRA, Saiful Bahri alias Pon Yaya menyambut ulama kharismatik Aceh Abu Sofyan Arongan, Samalanga di kediaman dinasnya, kawasan Blangpadang, Banda Aceh, Selasa (31/5/2022).

“Mungkin selama ini Aceh semakin jauh dengan ulama, makanya kekacauan di mana-mana. Kasus kekerasan meningkat, kejahatan seksual juga semakin tinggi, sabu-sabu di mana-mana, bisa jadi ini disebabkan karena pembangunan Aceh selama ini, mengabaikan peran ulama," tutupnya.

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua DPRA, Saiful Bahri alias Pon Yaya menjamu ulama kharismatik Aceh Abu Sofyan Arongan, Samalanga di kediaman dinasnya, kawasan Blangpadang, Banda Aceh, Selasa (31/5/2022). 

Dalam pertemuan yang berlangsung setelah Shalat Zuhur dan makan siang bersama itu, Pon Yaya banyak mendengar nasihat Abu Sofyan Arongan tentang pembangunan dan peran pemimpin.

"Pertemuan ini berlangsung lebih kurang tiga jam, sangat berkesan dan pembicaraannya juga sangat penting, mengingat Aceh memiliki historis antara pembangunan dan ulama," kata Pon Yaya. 

Pon Yaya mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan Abu Sofyan Arongan, dimana pentingnya peran ulama dalam pembangunan dan Aceh harus memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang islami. 

“Abu berpesan bahwa harapan untuk bendera Aceh bisa segera diselesaikan, kemudian Pemerintah Aceh untuk kembali melibatkan peran ulama dalam pembangunan Aceh," katanya mengutip nasihat Abu Sofyan Arongan.

"Selain itu, Abu juga sangat berharap Pemerintah Aceh memperkuat dukungan kepada dayah untuk menciptakan SDM Aceh yang Islami”, tambah Pon Yaya. 

Pon Yaya menilai, pertemuan ini menjadi momen penting bagi dirinya sebagai Ketua DPRA.

Ia sangat bersyukur, karena diawal kepemimpinan bisa berdiskusi dan menerima nasihat serta masukan ulama untuk membawa Aceh yang lebih baik kedepannya. 

“Mungkin selama ini Aceh semakin jauh dengan ulama, makanya kekacauan di mana-mana. Kasus kekerasan meningkat, kejahatan seksual juga semakin tinggi, sabu-sabu di mana-mana, bisa jadi ini disebabkan karena pembangunan Aceh selama ini, mengabaikan peran ulama," tutupnya.(*)

Baca juga: Profil dan Sosok Buya Syafii Maarif, Ulama dan Cendekiawan Indonesia yang Wafat Pada Usia 87 Tahun

 

 
 
 
 
 

Berita Terkini