Jadi saat ini ada 12 jenis spesialisasi yang kita turunkan," kata dia.
Rincian tenaga kesehatan spesialis yang dikirim di antaranya dokter spesialis penyakit dalam, spesialis paru, spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, spesialis saraf, spesialis orthopedi, spesialis bedah umum, spesialis dokter jiwa atau psikiater, spesialisasi rahap medik, spesialis rekam medik, spesialis emergency medis, spesialis kedokteran penerbangan dan spesialis mikrobiologi klinik.
"Spesialis mikrobiologi klinik ini akan kita minta tolong tenaganya untuk mengendalikan pencegahan dan pengendalian infeksi selama di Arab Saudi, khususnya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, karena saat ini pelaksanaan haji dalam musim pandemi, sehingga segala bentuk lapangan antisipatif harus kita lakukan," kata Sylvana.
Sylvana menjelaskan, saat ini sudah ada tim advance dan beberapa dokter ahli yang ditugaskan untuk melakukan persiapan baik KKHI Jeddah maupun Madinah.
Tes PCR
Budi Sylvana juga mengatakan, otoritas Arab Saudi memperbarui syarat masuk jamaah haji ke Tanah Suci.
Ia menyebutkan, pihak Arab Saudi memberi perpanjangan masa berlaku hasil tes PCR.
Sebelumnya berlaku hanya 48 jam, kini menjadi 72 jam.
"Dua hari yang lalu dikatakan 48 jam sebelum masuk sebelum keberangkatan sudah harus ada hasil PCR.
Tapi, ternyata diperbaiki lagi.
Alhamdulillah syarat memasuki Saudi adalah 72 jam sebelum keberangkatan," kata dia.
Dengan adanya perubahan syarat tersebut, ia meminta jamaah haji mematuhi betul aturan terkait hasil PCR ini.
"Jadi mungkin perlu diinfokan juga kepada jamaah dan seluruh petugas yang ada di lapangan bahwa bahwa hasil PCR itu harus sudah keluar 72 jam sebelum jamaah berangkat," sambungnya.
Jika tes PCR dilakukan lebih dari 72 jam, maka jamaah haji tersebut tidak dapat diberangkatkan.
"Nanti hasil pemeriksaan itu keluarnya lebih dari itu? Jadi tidak bisa berangkat.
Jamaah yang yang hasil PCR-nya belum keluar dari 72 jam itu mungkin tidak diberangkatkan," tegas Budi.
Selain mengenai hasil tes PCR, otoritas Arab Saudi juga mensyaratkan jamaah haji untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dan vaksin meningitis.
Ia pun berharap jamaah yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini untuk bisa memenuhi persyaratan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap maupun meningitis.
"Karena ini sifatnya mandatory, kita masih punya waktu satu bulan tersisa ya karena kita ketahui pemberangkatan jamaah haji pada 4 Juni yang kloter pertama dan yang terakhir tanggal 3 Juli.
Jadi, kita masih punya satu bulan untuk menyelesaikan itu," pesannya. (mas/una/tribun network/rin/wly)
Baca juga: CJH Aceh Kloter 1 Terbang 15 Juni, Menag: Pelayanan Bagi Jamaah Haji Sudah Siap
Baca juga: 59 CJH Aceh Tengah Ikut Manasik Haji, Ilham Ramadhan Jamaah Termuda, Baru Berusia 22 Tahun