Katanya, harga itu masih murah, karena kalau sudah diasinkan bisa lebih mahal lagi.
Tidak perlu menunggu hingga satu pekan boh meuria itu sudah habis dibeli oleh setiap pelancong atau orang yang melintasi wilayah pantai barat selatan.
Bahkan, salah satu dari rombongan kami nyelutuk,“Sudah mahal boh meuria ketimbang buah salak, ya?” Buah rumbia memang agak mirip dengan buah salak dan dulu harga salak lebih mahal ketimbang buah rumbia.
Bedanya kalau buah rumbia sisik buahnya agak besar, bundar, dan rasanya kelat, tapi kalau sudah tua rasa kelatnya sedikit hilang dan mulai berasa manis.
Sementara cara menikmatinya mudah sekali bisa dimakan langsung, seperti kita menyantap buah pada umumnya, Yakni, hanya dengan membersihkan kulitnya lalu dimakan buahnya.
Atau bila ingin lebih nikmat boh meuria bisa diasinkan agar rasa kelatnya hilang.
Punya segudang manfaat Pohon rumbia sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama daunnya, sebagai atap, buahnya sebagai antidiare dan batangnya sebagai sumber karbohidrat (Hasyim, 2016).
Di Indonesia, khususnya masyarakat Aceh, sebelum masuknya obat-obat modern, masyarakat menggunakan boh meuria sebagai bagian dari pengobatan tradisional.
Sehingga, di Aceh dikenal obat diare paling ampuh dan manjur itu, tak lain dan tak bukan adalah boh meuria.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa boh meuria memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.
Sebagaimana hasil temuan dalam penelitian Dewi Isnaini dkk dan dimuat di majalah Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar bahwa ekstrak daging buah rumbia ternyata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Buah rumbia merupakan salah satu tanaman yang mengandung tanin.
Tanin memiliki rasa sepat dan bersifat sebagai astringent di mana zat ini dapat meredakan diare dengan menciutkan selaput lendir sehingga menghambat sekresi jaringan.
Sayangnya buah ini sudah sangat langka untuk dimanfaatkan kandungannya, meski kita pergi mencari ke lumbung penghasilnya, yakni Aceh Barat.
Kita berharap agar para sarjana pertanian yang ada di wilayah setempat atau Aceh umumnya meneliti ihwal penyebab pohon rumbia yang semakin susah berbuah sehingga menjadikannya langka.