JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali melirik Prabowo Subianto menjadi calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pada dua pilpres sebelumnya, yakni 2014 dan 2019, PKS bersama beberapa partai lain mengusung Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra itu menjadi capres melawan Joko Widodo.
Meski di dua pertarungan sebelumnya Prabowo selalu kalah, PKS menilai Ketua Umum Partai Gerindra itu punya sepak terjang yang mumpuni.
Dari survei yang dilakukan sejumlah lembaga, elektabilitas Prabowo sebagai capres selalu masuk tiga besar bersama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy mengatakan nama-nama capres yang beredar saat ini semuanya masuk dalam radar PKS.
Mulai dari Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ganjar Pranowo, hingga Prabowo.
"Semua calon yang ada masuk di PKS, jadi jangan khawatir anak bangsa si A, si B, si C, masuk semua.
Apa lagi Prabowo, yang kita sudah punya jam terbang, tinggal jalan saja," kata Habib Aboe dalam konferensi pers usai menutup Rapimnas di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Sohibul Iman sebelumnya juga menegaskan hal serupa.
Mantan Presiden PKS itu mengatakan partainya tidak kapok berkoalisi lagi dengan Gerindra menghadapi Pilpres 2024.
PKS juga tidak akan membawa perasaan alias baper meski sudah dua kali pemilu bekerja sama dengan partai besutan Prabowo Subianto itu.
Baca juga: Mayoritas Pilih Anies dan Prabowo, PKS Targetkan 15 Persen Suara pada 2024
Baca juga: Sohibul Sebut Pemilih PKS Juga Ingin Ganjar Jadi Presiden, Tapi Mayoritas Pilih Anies dan Prabowo
"Masalah kapok atau enggak, saya kira dalam politik enggak ada kapoknya, janganlah, kalau politik baperan, susah," kata Sohibul dalam konferensi pers di acara Rapimnas PKS, Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Menurut Sohibul, mungkin saja muncul perasaan kecewa dalam berpolitik.
Tapi dia meminta baperan itu tidak boleh dibawa-bawa terlalu lama.
"Jadi sudah enggak dikenal baper berpolitik.
Kalau baperan, jangan ikut dalam politik," tuturnya.
Sohibul mengatakan saat ini Prabowo masih banyak dipilih oleh pemilih PKS.
"Kalau melihat hasil survei beberapa lembaga, memang paling besar pemilih PKS itu ke Anies Baswedan.
Tapi di bawah itu justru juga masih banyak yang memilih pak Prabowo," tuturnya.
"Tetapi di bawah itu juga justru masih banyak memilih pak Prabowo.
Kalo saya tdk salah angkanya sekitar di angka 20an.
Kalo ke pak Anies sekitar 60an, pak Prabowo masih punya sekitar 20 persenan, ada pak Sandi dan juga ada beberapa persen kecil ke pak Ganjar," sambungnya.
Meski demikian, keputusan akhir terkait siapa capres yang akan diusung maupun dengan partai mana PKS akan berkoalisi akan diputuskan Majelis Syuro PKS.
Habib Aboe mengatakan Rapimnas 2022 yang digelar sejak Senin (20/6/2022) hanya menyiapkan kriteria bakal capres.
"Cuma ini keputusan ini saudara-saudara sekalian memang bukan wewenang kami, kecuali anggota Majelis Syuro nanti.
Kami yang menyiapkan dapurnya kami menyiapkan bumbunya," papar Aboe.
Gugat PT 20 Persen ke MK
Namun sebelum itu PKS terlebih dulu bakal mengajukan permohonan uji materi terkait ambang batas presiden atau presidential threshold (PT) 20 persen ke Mahkamah Konstitusi (MK).
PKS ingin PT hanya 0 persen saja.
Muzammil menyampaikan, PT 0 persen itu merupakan masukan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS se-Indonesia saat Rapimnas PKS 2022.
"Teman-teman mendesak kembali karena pada waktu pembahasan UU Pilpres 2016-2017 termasuk pihak yang menolak PT 20 persen, maka salah satu yang disepakati juga selain nama-nama yang masuk kita ingin memperjuangkan kepada PT 0 persen.
Sehingga kita punya keleluasaan untuk mengusulkan nama-nama yang kita sepakati," kata Muzammil.
Namun begitu, kata Muzammil, pihaknya juga telah menyiapkan skenario terburuk jika nantinya uji materi PT 20 persen ditolak MK.
Mereka mau tidak mau akan menjalin komunikasi dengan pimpinan parpol lain untuk berkoalisi. (tribun network/riz/igm/dod)
Baca juga: PKS Bahas Capres dalam Rapimnas 20 Juni
Baca juga: Tiga Partai segera Deklarasi Koalisi, Partai Demokrat, PKB dan PKS